KORANMANDALA.COM – Taman Meraki dan Waldorf Jakarta Centre gelar kelas tapak alas edisi ke-2 dengan topik 12 Senses (indera) Dalam Perkembangan Anak Sesuai Pendidikan Waldorf. Kali ini dengan narasumber Ibu Kenny Dewi, ketua Asosiasi Waldorf Steiner Indonesia.
Belasan peserta belajar bersama di Taman Meraki-Waldorf Inspired, Play & Kinder yang berada di tengah rindangnya kawasan Kampung Main Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat 17 November 2023.
Diawal lecture, Ibu Kenny Dewi, yang juga founder Jagad Alit Waldorf menyampaikan 3 tahapan usia penting dalam pendidikan waldorf yaitu 0-7 tahun, 7-14 tahun, dan 14-21 tahun.
Pada usia 0-7 tahun, ada 4 senses (indera) dasar penting yaitu: movement, balance, touch dan life. Keempat senses itu membentuk lower senses. Lower senses ini sering dikaitkan dengan will (kehendak) untuk melakukan suatu perbuatan dan bagaimana kita mengendalikan diri sendiri.
Baca juga : Festival Dalam Pendidikan Waldorf Untuk Anak Usia Dini
Sementara pada usia 7-14 tahun, ada middle senses yang terdiri dari sight, taste, smell dan warmth. Middle senses seringkali berkaitan dengan perasaan dan hati.
Di bagian lain, Bu Kenny sampaikan bahwa pada tahap usia 14-21 terbentuk higher senses yaitu tought, hearing, speech (language) dan senses of I atau ego.
Senses dan Pemanfaatannya
Dalam pendidikan Waldorf, 12 senses dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu:
- Lower senses adalah indera yang dipakai untuk mengenali diri kita sendiri
- Middle senses digunakan untuk mengenal dunia diluar dirinya
- Higher senses digunakan untuk mengenal dan memahami orang lain.
Pada kesempatan tapak alas edisi 2 di Taman Meraki ini, narasumber fokus pada 2 senses (indera) pada pendidikan waldorf yaitu sense of touch dan sense of life. Kedua senses ini kemudian dikaitkan dengan senses of I atau ego serta sense of thought.
Sense of Touch
Dalam kesempatan lainnya, menurut Ibu Kenny Dewi, Rudolf Steiner merumuskan sense of touch sebagai komponen terakhir yang dia pikirkan. Steiner berpendapat bahwa manusia menggunakan sense of touch dalam segala kesempatan.
Sense of touch atau indera peraba menunjukkan batasan (boundaries) antara diri kita dengan orang lain, sekaligus menggambarkan keterhubungan kita dengan hal diluar kita.
“Anak-anak yang mendapatkan stimulasi indera perasa yang cukup, misal bermain tanah, pelukan orang tua, berpegangan dengan temannya, berbagai tekstur, akan mendapatkan rasa aman dan percaya. Hal ini pada akhirnya akan berkaitan dengan pembentukan senses of I (ego) pada tahapan usia selanjutnya”, demikian disampaikan oleh Kenny Dewi.
Baca juga : Pendidikan Waldorf: Sebuah Pendekatan yang Patut Dipertimbangkan