KORANMANDALA.COM – Siapa sebenarnya sosok ‘Abu Bakar Ba’asyir’ yang kini tengah ramai jadi pembicaraan di media sosial? Simak di dalam artikel ini.
Abu Bakar Ba’asyir ramai di kalangan netizen usai rekaman kontroversinya yang berisi dukungan terhadap Pasangan Calon Presiden (Paslon) nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Rekaman suara yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), dan berasal dari Abu Bakar Ba’asyir telah tersebar di platform TikTok melalui akun @aniesvisioner.
Konfirmasi atas keaslian rekaman suara tersebut telah dilakukan oleh putra Abu Bakar Ba’asyir, Abdul Rohim.
Dukungan yang diberikan oleh Ba’asyir kepada pasangan AMIN ini terkesan kontroversial mengingat pernyataannya di masa lalu yang sering kali mengkafir-kafirkan demokrasi.
“Jadi kita boleh mengikuti operasi ini untuk membela islam. Caranya yaitu memilih presiden yang paham islam. Capres yang tiga itu yang paham Islam itu cuma 1 yaitu yang nomor 1 namanya Anies Baswedan. Itu yang wajib kita pilih,” kata Ba’asyir dalam rekaman suara di akun Tiktok @aniesvisioner.
Baca Juga : Rupabumi Melestarikan Adat Istiadat Budaya dan Sejarah
“Karena nanti jika dia terpilih, ditakdirkan allah untuk terpilih menjadi presiden, Insyaallah dia banyak menguntungkan Islam, yang akan berusaha mengatur negara ini dengan hukum-hukum Islam semampunya,” sambung dia.
Sosok Abu Bakar Ba’asyir
Abu Bakar Ba’asyir, dengan nama lengkap Abu Bakar Ba’asyir bin Abu Bakar Abud, lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 17 Agustus 1938, sehingga saat ini berusia 85 tahun.
Dia dikenal sebagai tokoh muwahidin di Indonesia yang mengikuti aliran Jihadisme salafi dan dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di tanah air.
Baca Juga : Sosok Oknum Pegawai PDAM Indramayu Berinisial S yang Diduga jadi Pelaku Unggah Foto Megawati Berbikini
Ba’asyir merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan salah satu pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu’min di Solo, Jawa Tengah.
Meskipun badan intelijen menuduhnya sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah kelompok separatisme militan Islam yang memiliki kaitan dengan Al-Qaeda, Ba’asyir selalu membantah adanya hubungan dengan JI atau kegiatan terorisme.
Muncul di masa Presiden Soeharto
Jejak Ba’asyir muncul pada masa Presiden Soeharto. Ba’asyir bersama Abdullah Sunggkar ditangkap karena tidak hanya menolak asas Pancasila, tapi juga melarang santrinya hormat pada bendera tiap kali upacara.
Baca Juga : Sosok Ossy Claranita Nanda Triar Terduga Pelaku Pembunuhan Suami di Karawang, Sewa ‘Begal’ Habisi Arif
Menurut Ba’asyir, hormat pada bendera termasuk perbuatan syirik.
Pada awal tahun 2019, Ba’asyir mendapat penawaran bebas tanpa syarat dari pemerintahan Jokowi dengan syarat dia mau menandatangani perjanjian agar setia Pancasila.
Namun Yusril Ihza Mahendra selaku pengacara Jokowi mengatakan Ba’asyir menolak syarat itu.