KORANMANDALA.COM – Angka pernikahan di Indonesia turun, khususnya pada tahun 2023 yang menjadi tahun dengan jumlah pernikahan paling sedikit dalam satu dekade terakhir.
Dikutip Koran Mandala dari data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hanya tercatat 1,58 juta orang Indonesia yang menikah pada tahun tersebut, mengalami penurunan sebesar 1,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023, Jawa Barat memimpin sebagai provinsi dengan jumlah pernikahan tertinggi, mencapai 317.175 pernikahan, diikuti oleh Jawa Timur dengan 285.189 pernikahan, dan Jawa Tengah dengan 256.144 pernikahan.
Di sisi lain, provinsi dengan jumlah pernikahan terendah adalah Papua Selatan, hanya mencatatkan 871 pernikahan, diikuti oleh Papua Tengah dengan 896 pernikahan dan Papua Barat dengan 1.113 pernikahan.
Baca Juga : Menjambret untuk Biaya Nikah
Bahkan, di Papua Pegunungan, tidak ada catatan pernikahan sepanjang tahun tersebut.
Sebaliknya, sepuluh tahun sebelumnya, pada tahun 2013, angka pernikahan orang Indonesia jauh lebih tinggi, mencapai 2,21 juta.
Pada tahun 2022, persentase pemuda yang belum menikah, baik lelaki maupun perempuan, mencapai 64,56 persen dari total 65,82 juta pemuda, mengalami peningkatan sebesar 3,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hanya sekitar 34,33 persen pemuda yang telah menikah, mengalami penurunan sebesar 3,36 persen dari tahun sebelumnya.
Mayoritas pemuda yang belum menikah berasal dari Jakarta.
Apa Alasannya Banyak Anak Muda Belum Menikah?
Pertanyaan mengenai tren menurunnya angka pernikahan di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, menjadi semakin mendesak.
Fenomena ini bahkan telah disebut sebagai “Demografi Musim Dingin” oleh Paus Francis, yang menggambarkan kondisi di mana populasi didominasi oleh generasi tua sementara kaum muda beralih ke kota-kota pinggiran atau bahkan ke kota-kota yang lebih jauh.