KORANMANDALA.COM – Ancaman polusi udara di kota Bandung dan sekitarnya kian menjadi nyata. Salah satu polutan berbahaya adalah Konsentrasi Partikulat (PM 2.5).
Seperti diketahui, PM 2.5 merupakan partikel udara berukuran kecil yang sangat berbahaya untuk kesehatan masyarakat.
PM 2.5 ini bisa menganggu pernafasan dan menurunkan fungsi paru-paru. PM 2.5 terbentuk dari reaksi kimia, seperti debu konstruksi pembangunan, asap pembuangan industri, gas buangan pembangkit listrik, asap kendaraan bermotor, asap pembuangan sampah, dan lain sebagainya.
Peneliti sekaligus dosen di Universitas Telkom University Indra Chandra menyebutkan, harus ada monitoring polutan ini untuk mengantisipasi adanya ancaman kesehatan bagi masyarakat.
Untuk itu, kata dia, pihaknya saat ini tengah mengembangkan alam untuk memonitoring polutan tersebut dengan menggunakan alat Low Cost-Air & Water Quality Monitoring System (LQ-ARWMS) atau BiruLangit.
Terang dia, BiruLangit mampu melakukan monitoring polusi udara dan polusi air hujan di Kota Bandung dan sekitarnya yang akan mengirimkan data pada dashboard berbasis web untuk menjadi rujukan bersama bagi tiga stakeholder utama yaitu Pemerintah, Industri, dan Masyarakat.
“Untuk memonitor kualitas udara di suatu daerah, BiruLangit memiliki dua alat yang digunakan yaitu Fixed Station (alat yang diletakkan pada titik tertentu) dan Mobile Station (mampu memantau udara secara berpindah-pindah),” kata Indra Kamis 14 Maret 2024.
Saat ini, terang Indra, beberapa alat BiruLangit telah diimplementasikan di beberapa gedung di Telkom University, berurutan dari ketinggian terendah yaitu Gedung Deli (15 Meter), Gedung Kuliah Umum (30 meter), Telkom University Landmark Tower (70 meter), dan Tower (100 meter).
Untuk memonitor alat yang sudah dipasang, BiruLangit menggunakan Dashboard berbasis web yang menampilkan performansi masing-masing alat, memonitor tegangan pada regulator, tegangan pada Battery Management System (BMS), menunjukkan data dari setiap parameter polutan, dan menunjukkan rata-rata harian dalam seminggu pada setiap parameter.
Indra mengatakan, melalui inovasi di atas, BiruLangit memiliki dua tujuan besar, pertama adalah implementasi teknologi sensor untuk Early Warning System (EWS) dan Decision Support System (DSS) berbasis data bagi stakeholder.
Kedua adalah melakukan edukasi serta kampanye untuk merubah perilaku masyarakat agar lebih sadar terhadap bahaya polusi udara bagi kesehatan.- *** dwi