KORANMANDALA.COM – Setiap memasuki bulan Ramadhan, takjil menjadi menu yang wajib dihidangkan saat berbuka puasa.
Manis dan segar tentunya wajib menjadi pilihan utama untuk menghilangkan dahaga selama seharian menahan haus dan lapar.
Untuk itu, es cendol Elizabeth bisa menjadi salah satu menu pilihan utama untuk takjil. Rasanya yang manis dan juga legit bisa seketika menghilangkan rasa dahaga.
Es Cendol Elizabeth juga merupakan salah satu kuliner (minuman) legendaris di kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1972 yang dirintis oleh H. Rohman.
Bermula dari gerobak keliling yang mangkal di depan rumah bu Eli (Toko Tas Elizabeth) hingga akhirnya menjadi Es Cendol Elizabeth.
Anak kedua H. Rohman (pemilik es cendol Elizabeth), Nur Hidayah menceritakan sejarah dan perjalanan es cendol Elizabeth milik orang tuanya.
“Bapak (H. Rohman) dulu sudah merintis berjualan es cendol sejak tahun 1972. Saat itu bapak masih menggunakan gerobak keliling,” kata Nur Selasa 19 Maret 2024.
Sekitar tahun 1980, kata dia, bapak yang masih menggunakan gerobak kala itu, sering mangkal di depan rumah bu Eli.
“Bu Eli yang saat itu masih bekerja di toko tas, sering menitipkan tas reject kepada Rohman,” kata Nur.
Hingga akhirnya rumah Eli menjadi toko tas dan berdiri plang toko tas Elizabeth, Rohman masih berjualan es cendol.
“Ketika ada yang memesan cendol, Rohman yang kurang lancar dalam membaca dan menulis, meminta tolong ke Eli untuk menuliskan pesanannya,” kata dia.
Uniknya kala itu, Eli yang sering menuliskan pesanan cendol menggunakan bon tas Elizabeth, menyarankan agar nama cendolnya juga Elizabeth.
“Inilah asal usul nama Cendol Elizabeth,” kata Nur Hidayah.
Bahkan saat itu, sekitar tahun 1980 ada momen setiap orang yang membeli tas elizabeth pasti akan disuguhkan cendol milik H. Rohman.
“Kalau sekarang mungkin bisa disebut sebagai welcome drink-nya,” tuturnya.
Kala Ramadan tiba cendol elizabeth di depan rumah Eli (Jalan Oto Iskandar Dinata) sering kehabisan stok alias laris.
“Karena sering kehabisan cendol, ada pembeli yang bertanya di mana pabriknya,” kata dia.
Karena memang bukan dari pabrik alias home made, maka Rohman memberikan alamatnya yang di Inhoftank.
“Dari sana mulai banyak yang datang ke rumah untuk membeli cendol,” kata dia.
Hingga Sekitar tahun 1998 mulai dibangun Es Cendol Elizabeth Pusat yang berada di Jalan Inhoftank Nomor 64.
Es Cendol Elizabeth memiliki tiga cabang, satu di Inhoftank, satu di Majalaya dan satu lagi di Tasikmalaya.
Selain itu, kini Es Cendol Elizabeth ada di sejumlah mall namanya adalah Es Cendol Queen Elizabeth.
“Kita menjual Cendol Queen Elizabeth khusus per porsi alias cup, kuah santannya diganti dengan susu,” ungkap dia.
Nur Hidayah menjawab, kualitas rasa nomor satu. Untuk menjaga agar pelanggan bisa balik lagi.
“Dari awal berdiri sampai sekarang, kita selalu mempertahankan kualitas rasa yang tidak berubah,” tuturnya.- *** dwi