KoranMandala.com -Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat baru saja merilis data yang menunjukkan bahwa provinsi ini mengalami deflasi kembali pada bulan September 2024. Deflasi bulanan tercatat sebesar 0,21%.“Hampir setiap kota mengalami deflasi,” ungkap Kepala BPS Jawa Barat, Darwia Sitorus dalam siaran pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BPS Jabar baru-baru ini.
Deflasi yang terjadi bulan ini banyak dipengaruhi oleh komponen makanan, minuman, dan tembakau. Sementara itu, inflasi year to date tercatat sebesar 1,02%, dengan kenaikan harga yang berasal dari biaya pendidikan (terutama biaya kuliah), kopi bubuk, dan tarif angkutan udara.
Kenaikan harga sigaret kretek mesin juga turut menyumbang inflasi di beberapa kelompok pengeluaran. Meski stok cabai melimpah dan tahun ajaran baru perguruan tinggi telah dimulai, harga emas juga mengalami kenaikan di pasar internasional.
Deflasi Tingkat Nasional
Di tingkat nasional, Indonesia juga mencatat deflasi pada bulan September dengan angka mencapai 0,12%. Ini merupakan deflasi bulanan kelima secara berturut-turut.
“Deflasi bulan September ini lebih dalam dibandingkan bulan Agustus, menjadikannya sebagai deflasi kelima secara berturut-turut di Jawa Barat,” tambah PLT Kepala BPS Amalia A. Widyasanti.
Secara year on year (yoy), inflasi nasional tercatat sebesar 1,84%. Meskipun inflasi masih terjadi secara tahunan, penurunan harga yang berkelanjutan selama beberapa bulan terakhir menunjukkan tren deflasi yang terus berlanjut.
Deflasi bulan September didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, di mana komoditas yang memberikan kontribusi besar terhadap deflasi tersebut antara lain cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Namun, beberapa komoditas di sektor ikan segar, biaya pendidikan, kopi bubuk, dan tarif angkutan udara tercatat mengalami inflasi. Selain itu, kenaikan harga sigaret kretek mesin juga memberi kontribusi terhadap inflasi di beberapa kelompok pengeluaran.
BPS juga melaporkan bahwa 24 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi pada bulan September. Deflasi terdalam tercatat di Papua Barat dengan angka 0,92%, sementara inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara dengan inflasi sebesar 0,56%.