Beban biaya ini mungkin akan membuat orang tua lebih selektif dalam memilih sekolah untuk anak-anak mereka. Terutama bagi keluarga yang memiliki keterbatasan anggaran, keputusan untuk memilih pendidikan yang lebih terjangkau akan semakin penting.
Tantangan terbesar adalah pada sektor pendidikan nonformal seperti kursus dan pelatihan. Biaya untuk mengikuti kursus atau pendidikan tambahan juga akan mengalami lonjakan harga. Sebagai contoh, biaya kursus bahasa Inggris yang biasanya Rp 1.000.000 per bulan, akan naik menjadi sekitar Rp 1.120.000 per bulan setelah kenaikan PPN.
Kenaikan PPN 12 persen Wajib Dikaji Ulang
Menurut Elan Satriawan, Ekonom Universitas Gadjah Mada, “Kenaikan PPN ini jelas akan mempengaruhi daya beli masyarakat, termasuk dalam sektor pendidikan. Jika biaya pendidikan meningkat, maka masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, akan kesulitan mengakses pendidikan yang berkualitas.
Namun, pemerintah dapat memberikan kebijakan untuk menanggulangi dampak ini, seperti subsidi untuk lembaga pendidikan tertentu atau pengurangan pajak pada barang-barang yang mendukung pendidikan.
Mengenal Barang dan Jasa yang Bebas dari PPN 12 Persen pada 2025
Secara keseluruhan, kenaikan PPN 12 persen akan memberikan tantangan besar bagi sektor pendidikan, terutama pada biaya yang harus di tanggung oleh orang tua siswa. Masyarakat harus dapat menyesuaikan anggaran mereka agar pendidikan tetap dapat di akses oleh semua kalangan.
Pemerintah harusnya dapat memperhatikan sektor pendidikan dalam kebijakan fiskal ini, agar beban biaya pendidikan tidak terlalu memberatkan masyarakat, khususnya keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.