KoranMandala.com -Para pedagang di Pasar Baru Kota Bandung menghadapi tantangan berat dalam beberapa tahun terakhir. Omset usaha yang terus merosot sejak pandemi Covid-19 menyebabkan banyak pedagang gulung tikar. Mereka yang masih bertahan pun mengaku kesulitan untuk sekadar bertahan hidup.
“Dulu saya mengelola 11 kios dengan omset puluhan juta rupiah per hari, terutama menjelang Idul Fitri. Sekarang, menjalankan satu toko saja malah nombok,” ungkap Yanda, Sekretaris Himpunan Pedagang Pasar Baru Bandung (HP2B), Jumat 24 Januari 2025. Yanda yang juga pemilik toko kerudung ini menambahkan, kondisi saat ini jauh berbeda dibanding masa sebelum pandemi, ketika keuntungan dari produksi sendiri masih sangat menjanjikan.
Farhan-Erwin Siap Tata Pasar Baru untuk Dongkrak Ekonomi Kota Bandung
Ketua HP2B, Iwan Suhermawan, menyebut stagnasi Pasar Baru sebagai salah satu penyebab utama. Menurutnya, sejak pengelolaan pasar beralih dari PT APP ke Pemerintah Kota Bandung melalui Perumda Pasar, tidak ada perubahan signifikan. Meski kini pengelolaan berada di bawah PT DAM, kondisi pasar tetap belum membaik.
Iwan juga menyoroti rencana revitalisasi Pasar Baru dengan investasi sebesar Rp 842 miliar yang dinilainya tidak realistis. “Angka sebesar itu sangat membebani pedagang, dan analisis yang dilakukan terkesan mengada-ada,” tegasnya.
Ia mendesak Pemkot Bandung dan PT DAM untuk melakukan kajian ulang agar biaya revitalisasi lebih terjangkau. “Jika angkanya realistis, ini akan menguntungkan semua pihak—baik pemerintah, pengelola, maupun pedagang,” ujarnya.
Meskipun demikian, Iwan mengakui revitalisasi adalah langkah yang tidak bisa ditunda untuk meningkatkan pelayanan dan menarik kembali pengunjung ke Pasar Baru. Namun, ia berharap kebijakan pasca-revitalisasi memberikan kelonggaran bagi pedagang.
“Setelah revitalisasi selesai, PT DAM sebaiknya memberi toleransi kepada pedagang yang belum mampu membayar harga kios, misalnya dengan penundaan pembayaran selama dua tahun meskipun ada konsekuensi bunga bank,” usulnya.
Saat ini, dari sekitar 4.200 kios di Pasar Baru, hampir separuhnya tutup akibat kerugian yang dialami pedagang. Kondisi ini menunjukkan perlunya langkah konkret untuk mengatasi masalah dan memastikan keberlangsungan ekonomi para pedagang Pasar Baru.