KoranMandala.com -Saham PT Link Net Tbk. (LINK) mengalami lonjakan luar biasa hingga 92,5% dalam tiga hari perdagangan, naik dari Rp1.200 menjadi Rp2.310 per saham. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan volume perdagangan pada 21-23 Januari 2025.
Penyebab Lonjakan Harga Saham
Direktur Link Net, Ronald Chandra Lesmana, mengungkapkan bahwa setelah melakukan investigasi, lonjakan harga ini terjadi akibat dinamika pasar. Ia menegaskan bahwa tidak ada aktivitas spesifik yang secara langsung mempengaruhi perdagangan saham LINK saat ini.
Rumor mengenai potensi divestasi yang dilakukan oleh Axiata Group semakin memperkuat spekulasi di pasar. Kabar ini menyebutkan bahwa Axiata tengah mempertimbangkan menjual sahamnya di LINK dengan nilai diperkirakan mencapai Rp16 triliun.
Bitcoin Turun! Sentimen Negatif dari Perang Dagang AS-China
Axiata Group dan Posisi Pemegang Saham
Direktur Utama LINK, Kanishka Gayan Wickrama, menegaskan bahwa manajemen perseroan tidak dapat memberikan komentar terkait calon investor baru karena hal tersebut masih dalam ranah pemegang saham utama, yakni Axiata Group.
Saat ini, struktur kepemilikan saham di LINK adalah sebagai berikut:
- Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd menguasai 75,42% atau sekitar 2,16 miliar saham.
- PT XL Axiata Tbk. (EXCL) memiliki 550 juta saham atau 19,22% kepemilikan.
- Kepemilikan publik hanya sebesar 1,46% atau 41,97 juta saham.
Axiata Group dan EXCL sebelumnya mengakuisisi saham LINK dari Grup Lippo pada pertengahan tahun 2022, dengan harga Rp4.800 per saham.
Tidak Ada Rencana Aksi Korporasi
Menanggapi berbagai spekulasi pasar, Wickrama menegaskan bahwa hingga saat ini LINK belum memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat. Meskipun saham mengalami lonjakan harga signifikan, pihaknya tetap fokus pada strategi bisnis yang telah dirancang sebelumnya.
Kesimpulan
Lonjakan harga saham Link Net dalam tiga hari terakhir menjadi perhatian utama investor. Spekulasi pasar mengenai potensi divestasi Axiata Group menjadi faktor utama yang memicu volatilitas. Meskipun demikian, pihak manajemen memastikan bahwa tidak ada aktivitas spesifik yang sedang berlangsung, sehingga investor tetap harus mencermati perkembangan pasar dengan hati-hati.