KoranMandala.com -Sejak awal tahun 2025, investor asing melakukan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp9,93 triliun di pasar saham Indonesia. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor lokal, terutama karena saham perbankan dan saham teknologi menjadi sasaran utama penjualan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan nilai jual bersih tertinggi sebesar Rp4,43 triliun. Sementara itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga dilepas oleh asing dengan nilai penjualan mencapai Rp2,82 triliun. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tak luput dari aksi jual asing, dengan total penjualan Rp1,32 triliun sejak awal tahun.
Penyebab Net Sell di Pasar Saham Indonesia
Menurut VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, aksi jual bersih asing ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, dinamika perang dagang yang dipicu oleh Amerika Serikat menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Selain itu, performa kinerja kuartal I/2025 yang belum pasti juga mempengaruhi keputusan investor asing untuk melakukan aksi jual. Mereka khawatir jika ekonomi makro Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah, PDB, dan inflasi, tidak sekuat yang diharapkan.
Audi menjelaskan bahwa saham perbankan menjadi target utama aksi jual karena dua alasan. Pertama, kinerja keuangan beberapa bank besar menunjukkan pertumbuhan single digit dan tekanan cost of credit yang meningkat. Kedua, adanya spekulasi mengenai suku bunga acuan yang tetap tinggi dalam waktu lama, sehingga mempengaruhi permintaan kredit terutama untuk sektor mikro dan UMKM.
Kapan Aksi Net Sell Bisa Mereda?
Lalu, kapan aksi net sell ini bisa mereda? Menurut Audi, aksi jual asing dapat mereda jika beberapa kondisi terpenuhi, di antaranya:
-
Perang Dagang Mulai Kondusif
Jika dinamika perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat mulai mereda, maka ketidakpastian pasar global akan berkurang. Hal ini bisa mendorong investor asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia. -
Kinerja Kuartal I/2025 Kuat
Jika rilis kinerja kuartal I/2025 menunjukkan hasil yang kuat, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia. -
Pemangkasan Suku Bunga
Pemangkasan suku bunga juga menjadi faktor yang dapat mendorong investor asing kembali mencatatkan net buy di IHSG. Dengan suku bunga yang lebih rendah, daya tarik investasi di pasar saham Indonesia akan meningkat.
Dampak Net Sell Asing Terhadap IHSG
Aksi net sell asing yang signifikan ini tentu berdampak pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan penjualan bersih sebesar Rp9,93 triliun, IHSG berpotensi mengalami tekanan dalam jangka pendek.
Namun, jika ekonomi makro Indonesia tetap kuat dan kinerja emiten menunjukkan pertumbuhan yang positif, IHSG masih berpotensi untuk pulih. Oleh karena itu, penting bagi investor lokal untuk tetap tenang dan mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang.
Kesimpulan
Aksi net sell asing di IHSG sejak awal tahun 2025 dipengaruhi oleh ketidakpastian global, kinerja emiten yang belum pasti, serta spekulasi suku bunga tinggi. Meski demikian, aksi jual ini bisa mereda jika dinamika perang dagang mulai kondusif, kinerja kuartal I/2025 kuat, dan terjadi pemangkasan suku bunga.
Bagi investor lokal, tetap tenang dan bijak dalam mengambil keputusan investasi adalah kunci untuk menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif ini. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi net sell asing, diharapkan IHSG bisa kembali stabil dan memberikan peluang investasi yang menguntungkan.