Sabtu, 22 Februari 2025 13:50

KoranMandala.com -TikTok kembali menjadi sorotan setelah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap ratusan karyawan di unit Trust & Safety. Tim ini bertanggung jawab atas moderasi konten di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. PHK dimulai pada 20 Februari 2025 dan langsung berdampak besar bagi banyak pekerja.

Imbas Peralihan ke Moderasi AI

Keputusan PHK ini datang di tengah transisi TikTok ke moderasi konten berbasis kecerdasan buatan (AI). Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia.

Adam Presser, kepala operasi TikTok, mengirimkan memo kepada seluruh staf untuk mengumumkan keputusan ini. Menurut laporan Reuters, proses PHK dimulai hari yang sama di berbagai wilayah yang terdampak.

 

Tips Investasi untuk Gen Z dengan Anggaran Terbatas

Ketidakpastian di Amerika Serikat

PHK ini juga terjadi di tengah ketidakpastian nasib TikTok di Amerika Serikat. Pemerintah AS masih mempertimbangkan larangan aplikasi ini dengan alasan keamanan nasional. Sebuah laporan dari Bloomberg mengungkapkan bahwa ada kemungkinan penjualan bisnis TikTok di AS untuk menghindari larangan tersebut.

Isu akuisisi TikTok sempat menyeret nama Elon Musk. Namun, Musk membantah rumor tersebut. “Saya tidak pernah mengajukan penawaran untuk TikTok,” ujarnya dalam konferensi di Jerman. Ia juga menegaskan tidak tertarik untuk mengakuisisi aplikasi tersebut.

Dampak Besar bagi Karyawan

Banyak karyawan mengungkapkan rasa terkejut dan kecewa atas keputusan ini. Eric Tan, manajer produk trust and safety, membagikan kisahnya di LinkedIn. Ia mengaku terbangun oleh kabar mengejutkan tentang pemutusan hubungan kerjanya.

Sebelumnya, pada Oktober 2024, ByteDance—induk usaha TikTok—juga melakukan PHK terhadap lebih dari 700 pekerja di Malaysia. Pemutusan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mengadopsi moderasi berbasis AI.

Masa Depan Moderasi Konten TikTok

Dengan peralihan ke teknologi AI, TikTok berusaha menghadirkan moderasi yang lebih cepat dan efisien. Namun, keputusan ini menuai kritik terkait potensi kesalahan moderasi dan hilangnya lapangan pekerjaan.

Restrukturisasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan menghadapi tekanan regulasi global sekaligus meningkatkan performa bisnis di tengah persaingan ketat.

Kesimpulan

PHK massal TikTok menjadi pengingat keras tentang bagaimana kemajuan teknologi dapat membawa perubahan besar dalam dunia kerja. Sementara perusahaan berusaha meningkatkan efisiensi, ratusan karyawan kini harus menghadapi tantangan baru dalam mencari peluang kerja.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version