Sabtu, 22 Februari 2025 17:34

KoranMandala.com -Carrefour rugi.Carrefour Group, jaringan ritel asal Prancis, mengumumkan penurunan laba bersih drastis sepanjang tahun fiskal 2024. Dari sebelumnya 1,6 miliar euro, laba bersih merosot menjadi hanya 723 juta euro. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan sekitar 1,17 miliar euro, menurut data Visible Alpha yang dikutip dari laman Investing.com.

Dampak Boikot Global

Carrefour rugi tidak lepas dari efek boikot luas di Timur Tengah. Boikot ini dipicu oleh dugaan dukungan Carrefour terhadap Israel dalam konflik di Jalur Gaza. Akibatnya, saham Carrefour merosot tajam pada Kamis (20/2/2025), bersamaan dengan keluarnya prospek hati-hati dari perusahaan terkait permintaan konsumen di masa mendatang.

Pada November 2024, Carrefour menutup seluruh cabangnya di Yordania karena boikot yang meluas. Majid Al Futtaim, pemegang waralaba Carrefour di Yordania, mengumumkan bahwa toko-toko tersebut akan dibuka kembali dengan nama baru “HyperMax”. Kampanye boikot ini berdampak besar, dengan penurunan penjualan mencapai lebih dari 75% sejak Oktober 2023.

 

TikTok PHK Massal, Ratusan Karyawan Trust & Safety Terdam

Kontroversi dan Penyangkalan

Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) telah mempromosikan boikot Carrefour sejak 2022. Mereka menuduh Carrefour memberikan dukungan material kepada tentara Israel, termasuk mengirimkan paket makanan. Namun, Carrefour membantah tuduhan ini dan menyatakan bahwa donasi tersebut adalah inisiatif individu tanpa keterlibatan perusahaan.

“Carrefour beroperasi di Israel melalui waralaba independen. Perusahaan ini tidak memberikan dukungan material kepada militer,” tegas Carrefour dalam pernyataan resminya.

Krisis dan Tantangan di Masa Depan

Selain dampak boikot, Carrefour menghadapi tantangan besar dengan proyeksi pertumbuhan arus kas bebas (FCF) dan laba sebelum bunga dan pajak (EBITDA) yang minim untuk tahun 2025. CFO Matthieu Malige menyebutkan bahwa mereka tidak mengharapkan peningkatan signifikan dalam permintaan konsumen dalam waktu dekat.

Boikot global yang meluas memperburuk situasi Carrefour, tidak hanya di Timur Tengah tetapi juga di berbagai belahan dunia. Meskipun perusahaan mencoba meredam kontroversi, dampak boikot terhadap kinerja keuangan mereka sulit diabaikan.

Krisis ini menjadi pengingat kuat tentang kekuatan konsumen dalam mempengaruhi perusahaan multinasional dan pentingnya menjaga netralitas dalam konflik internasional. Carrefour kini harus berjuang keras untuk memulihkan citra dan stabilitas keuangannya di tengah badai boikot global yang terus berlanjut.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version