Selasa, 25 Februari 2025 15:29

KoranMandala.com -Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2), menandai langkah besar Indonesia dalam dunia investasi global. Danantara menargetkan konsolidasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Maret 2025.

Konsolidasi Besar-Besaran BUMN

Kepala Holding Operasional Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa semua BUMN dari berbagai sektor akan langsung digabungkan di bawah kendali Danantara. Langkah ini berbeda dari rencana awal yang hanya mengelola tujuh BUMN terbuka. “Sebelum RUPS sudah harus pindah ke Danantara,” ujar Dony. Sektor seperti pangan, aviasi, infrastruktur, energi, hingga perbankan akan terintegrasi.

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa seluruh BUMN akan dikonsolidasikan sejak tahap awal. “Bukan hanya 7 BUMN, kami akan konsolidasikan semua aset ini untuk menciptakan nilai lebih dan menjadikan Danantara global champion,” jelas Rosan.

Misi Besar Danantara

Presiden Prabowo menegaskan bahwa misi utama Danantara adalah menciptakan lapangan kerja. “Ini pesan yang paling penting. Kita akan kaji semua BUMN dan anak perusahaannya,” kata Rosan. Sebelumnya, Danantara hanya akan mengelola PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). Namun kini cakupannya diperluas.

Menuju SWF Terbesar Dunia

Target Danantara menjadi Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia dengan aset kelolaan mencapai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.616 triliun. Jika terwujud, Danantara bisa melampaui GIC milik Pemerintah Singapura yang saat ini mengelola US$ 847 miliar.

Policy Director FTSE Russell, Wanming Du, menyebut bahwa Danantara memiliki potensi besar untuk masuk dalam jajaran tujuh besar SWF dunia. “Dengan aset US$ 900 miliar, Danantara bisa melampaui GIC dan menjadi kekuatan baru di dunia investasi,” ujarnya.

Saat ini, SWF terbesar dipegang oleh Norges Bank Investment Management dari Norwegia dengan aset US$ 1.800 miliar, diikuti China Investment Corporation (US$ 1.322 miliar), Abu Dhabi Investment Authority (US$ 993 miliar), dan Saudi Arabia Public Investment Fund (US$ 978 miliar).

Dampak Positif untuk Indonesia

Target Danantara diharapkan membawa dampak besar bagi pasar investasi Indonesia. FTSE optimistis kehadiran Danantara akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global serta menarik lebih banyak investor asing dan domestik. Dengan konsolidasi BUMN yang masif, Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing dengan negara-negara yang sudah lama mendominasi dunia investasi.

Prabowo dan tim Danantara kini mengemban tanggung jawab besar untuk mewujudkan cita-cita ini. Dengan strategi yang tepat dan dukungan penuh pemerintah, Danantara siap mengibarkan bendera Indonesia di kancah investasi dunia.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version