KoranMandala.com -Pasar kripto mengalami guncangan besar dengan Bitcoin (BTC) turun ke US$ 88.883, Ethereum (ETH) jatuh ke US$ 2.485, dan Solana (SOL) anjlok ke US$ 140. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor makroekonomi, arus keluar dana dari ETF Bitcoin, serta dampak peretasan Bybit yang mencapai US$ 1,5 miliar.
1. Kebijakan Donald Trump & The Fed Perburuk Situasi
Ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pemicu utama kejatuhan harga kripto. Donald Trump menerapkan tarif dagang baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang memperburuk sentimen pasar.
Selain itu, The Fed mempertahankan suku bunga tinggi karena inflasi AS mencapai 3% YoY, lebih tinggi dari perkiraan. Akibatnya, investor beralih ke aset safe-haven seperti dolar AS dan obligasi, mengurangi minat terhadap kripto.
Prabowo Resmikan Bank Emas, OJK Dorong Ekosistem Bullion Nasional
2. Arus Keluar ETF Bitcoin & Ethereum
Sejak pertengahan Februari, investor institusional mulai menarik modal mereka dari pasar kripto. Arus keluar dari ETF Bitcoin mencapai US$ 1,77 miliar, dengan rekor tertinggi pada 25 Februari sebesar US$ 937,9 juta dalam satu hari.
ETF Ethereum juga mengalami hal serupa dengan arus keluar sebesar US$ 26,3 juta. Kondisi ini menunjukkan investor mulai mengurangi eksposur mereka terhadap aset kripto di tengah ketidakpastian ekonomi.
3. Peretasan Bybit Memicu Kepanikan
Pada 21 Februari, bursa kripto Bybit diretas dan kehilangan dana sebesar US$ 1,5 miliar. Kejadian ini memicu kepanikan, menyebabkan banyak investor menarik dana mereka dari bursa. Salah satu penarikan besar dilakukan oleh Galaxy Digital, yang menarik 25.000 ETH senilai US$ 67 juta dan 200.000 USDC.
Ethereum menjadi aset yang paling terdampak karena sebagian besar dana yang dicuri berupa ETH. Para peretas langsung menjual aset curian mereka, yang mempercepat kejatuhan harga ETH.
Apakah Bitcoin Bisa Pulih?
Menurut analis kripto, jika BTC gagal bertahan di US$ 88.000, ada kemungkinan harga turun lebih dalam ke US$ 85.000 – US$ 82.000. Namun, jika terjadi akumulasi di level support ini, Bitcoin bisa kembali menguji US$ 92.000 – US$ 95.000 dalam jangka pendek.
Faktor yang bisa mendorong pemulihan adalah Bitcoin halving pada April 2025. Secara historis, BTC cenderung mengalami rebound menjelang dan setelah halving. Jika ETF Bitcoin mulai mengalami arus masuk kembali, ada peluang harga naik ke US$ 95.000 – US$ 100.000.
Namun, jika Donald Trump melanjutkan perang tarif dengan China atau arus keluar ETF berlanjut, pasar kripto bisa semakin tertekan.
Strategi Investor Saat Pasar Bergejolak
Investor perlu tetap tenang dan menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi kondisi ini:
- Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
- Akumulasi bertahap di level support US$ 85.000 – US$ 90.000.
- Batasi Risiko dengan Stop-Loss
- Hindari leverage tinggi untuk meminimalkan potensi kerugian.
- Pantau Indikator Makroekonomi
- Perhatikan keputusan The Fed dan arus dana institusional di ETF Bitcoin.
- Manfaatkan Volatilitas untuk Swing Trading
- Pergerakan harga di US$ 85.000 – US$ 95.000 bisa menjadi peluang trading jangka pendek.
- Berpegang pada Fundamental Bitcoin
- Bitcoin halving berpotensi menjadi katalis pemulihan pasar.
Kesimpulan
Kejatuhan harga kripto dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan Donald Trump, arus keluar dana dari ETF, hingga peretasan Bybit. Meski pasar dalam ketidakpastian, investor tetap bisa memanfaatkan peluang dengan strategi yang tepat.
Bagi investor jangka panjang, tetaplah berpegang pada fundamental Bitcoin. Sementara itu, bagi trader, volatilitas ini bisa menjadi kesempatan meraih keuntungan jika strategi yang digunakan tepat.
Bagaimana strategi Anda menghadapi kondisi pasar saat ini? Berikan pendapat Anda di kolom komentar!