KoranMandala.com Harga Bitcoin kembali mengalami tekanan besar. Setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di angka US$109.241 pada 20 Januari 2025, kini harganya turun drastis. Pada Jumat (28/2/2025), Bitcoin merosot hingga 7,2% ke level US$78.226.

Penurunan ini mengkhawatirkan investor karena terjadi kurang dari enam minggu setelah lonjakan besar. Sepanjang Februari, Bitcoin telah mengalami penurunan 18%, yang menjadi kontraksi bulanan terbesar sejak Juni 2022.

Dampak Kebijakan Donald Trump

Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kebijakan perdagangan baru yang semakin memperburuk situasi. Pada Kamis (27/2/2025), Trump mengumumkan tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko serta tarif tambahan 10% untuk impor dari Cina.

Nilai Tukar Rupiah Terpuruk ke Level Terburuk Sejak 1998

Kebijakan ini langsung berdampak luas, menyebabkan pasar saham Asia dan Eropa melemah, serta membuat Bitcoin berada dalam tekanan lebih besar. Banyak investor kini mulai melepas aset kripto mereka demi menghindari risiko lebih besar.

Investor Besar Mulai Menyerah

Zaheer Ebtikar, pendiri Split Capital, menyatakan bahwa beberapa investor besar sudah menyerah dengan kondisi ini. Mereka memilih untuk menjual asetnya dibanding menunggu pemulihan yang tidak pasti.

Mark Cudmore, Editor Eksekutif MLIV, bahkan memperkirakan Bitcoin masih bisa mengalami kontraksi hingga 70% ke depannya. Menurutnya, level US$72.000-US$74.000 menjadi zona kritis yang dapat memicu “musim dingin crypto” berikutnya.

ETF Bitcoin Ikut Terseret

Sentimen negatif juga berdampak pada ETF Bitcoin spot AS. Sepanjang Februari, investor menarik dana sebesar US$3,3 miliar dari ETF Bitcoin. Ini menjadi arus keluar terbesar sejak peluncuran ETF Bitcoin spot AS, mengindikasikan meningkatnya ketakutan di pasar.

Harapan Investor di Tengah Krisis

Meskipun situasi ini menegangkan, Ruslan Lienkha, Kepala Pasar di YouHodler, tetap optimis. Ia menyatakan bahwa level support Bitcoin masih berada di sekitar US$70.000. Investor diharapkan tidak panik berlebihan dan tetap mempertimbangkan strategi jangka panjang.

Namun, jika tekanan terus berlanjut dan sentimen negatif mendominasi, bukan tidak mungkin Harga Bitcoin akan semakin terpuruk. Pasar kini menunggu langkah berikutnya yang akan menentukan arah pergerakan Bitcoin ke depan.

 




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version