KoranMandala.com -MSCI Indonesia telah mengumumkan hasil rebalancing indeksnya pada 11 Februari 2025. Beberapa saham masuk ke dalam indeks baru, sementara saham lain mengalami pergerakan beragam akibat perubahan ini.
Saham MDKA, INKP, dan CLEO kini masuk ke dalam MSCI Small Cap Indexes. Sementara itu, saham dalam MSCI Global Standard Indexes masih terdiri dari saham-saham utama seperti BBCA, BBRI, BMRI, TLKM, ASII, BBNI, dan AMMN.
Susunan indeks baru ini akan berlaku efektif mulai 3 Maret 2025. Evaluasi berikutnya akan diumumkan pada 13 Mei 2025 dan berlaku pada 2 Juni 2025.
Gelombang PHK Massal, Industri Manufaktur Indonesia Terancam
Dampak Rebalancing MSCI pada Pasar Saham
Sejak awal 2025, MSCI Indonesia mengalami koreksi sebesar 12,8% YTD dan turun 24,8% dalam satu tahun terakhir. Kondisi ini berpengaruh pada pergerakan harga saham di pasar:
- BBCA turun 11,89%
- BBRI turun 17,16%
- BMRI turun 18,95%
- TLKM turun 12,92%
- ASII turun 8,57%
Koreksi ini membuat banyak investor mempertimbangkan ulang strategi investasinya.
Penyebab Penurunan MSCI Indonesia
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan peringkat MSCI Indonesia menjadi underweight antara lain:
-
Pelemahan EPS (Earnings Per Share)
Kinerja laba per saham di sektor semen serta konsumer, terutama otomotif dan FMCG, mengalami penurunan. -
Turunnya ROE (Return on Equity)
Penurunan ROE pada MSCI Indonesia mengindikasikan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan semakin melemah. -
Pergeseran Alokasi ke MSCI China
Investor global mengalihkan investasinya ke MSCI China, menyebabkan dana keluar dari pasar saham Indonesia.
Rekomendasi Saham untuk Investor
Dalam kondisi pasar yang penuh tekanan ini, strategi investasi harus lebih berhati-hati. Analis menyarankan fokus pada saham blue chip yang saat ini terdiskon serta saham dengan dividen konsisten.
Beberapa saham yang direkomendasikan adalah:
- BBCA → Target harga Rp 10.400 per saham
- TLKM → Target harga Rp 2.830 per saham
- BMRI → Target harga Rp 5.800 per saham
Kesimpulan
Perubahan indeks MSCI Indonesia memberikan dampak besar bagi pasar saham nasional. Meskipun ada tekanan, investor masih memiliki peluang dengan memilih saham unggulan untuk investasi jangka panjang. Dengan strategi yang tepat, investor dapat memanfaatkan kondisi pasar saat ini untuk memperoleh keuntungan optimal.