KoranMandala.com – IHSG anjlok,Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah strategis guna menahan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu opsi yang dikaji adalah pembaruan skema buyback saham serta menunda implementasi short selling.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa keputusan menunda short selling sudah sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah ini diambil karena kondisi pasar saat ini belum mendukung penerapan transaksi tersebut, meskipun sebelumnya dirancang untuk meningkatkan likuiditas bursa.
“Jika melihat kondisi hari ini, memang belum tepat untuk menerapkan short selling. OJK memutuskan untuk menundanya dan kami akan melihat perkembangan lebih lanjut,” ujar Iman dalam konferensi pers di BEI, Jakarta (3/3/2025).
Short Selling Ditunda, Buyback Saham Jadi Opsi
Meskipun BEI telah menghimpun minat dari 27 anggota bursa (AB) yang ingin memfasilitasi transaksi short selling, serta 9 AB lainnya dalam proses onboarding, penerapan short selling reguler dan intraday short selling yang awalnya direncanakan bulan depan akhirnya ditunda. Otoritas berharap penundaan ini dapat menjaga stabilitas IHSG dalam jangka pendek.
Selain itu, BEI bersama OJK sedang mengkaji pembelian kembali saham (buyback) tanpa persetujuan RUPS. Langkah ini diyakini dapat menjadi strategi untuk menopang pasar yang tengah lesu. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan bahwa regulator memahami tekanan yang dihadapi IHSG dan berupaya mengambil kebijakan terbaik.
IHSG Jatuh ke Level Terendah dalam 4 Tahun
Pada perdagangan akhir pekan lalu (28/2/2025), IHSG ditutup anjlok 3,31% ke level 6.270, menyentuh titik terendah sejak 2021. Sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), IHSG telah melemah 11,43%, menandakan tekanan besar pada pasar saham domestik.
Investor asing pun mulai menarik dana mereka, dengan catatan nilai net sell mencapai Rp2,91 triliun dalam satu hari perdagangan terakhir. Jika dihitung sejak awal tahun, total arus keluar investor asing mencapai Rp21,89 triliun, memperburuk kondisi pasar saham nasional.
Rebound Teknikal, IHSG Belum Keluar dari Tren Bearish
Meski IHSG mengalami penguatan 3,97% atau 249,06 poin ke level 6.519,66 pada perdagangan Senin (3/3/2025), analis menilai bahwa kenaikan ini masih merupakan teknikal rebound dan belum menjadi tanda pemulihan tren pasar.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menekankan bahwa penguatan IHSG didorong oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta penguatan bursa global dan regional Asia.
“Penguatan IHSG ini lebih bersifat teknikal rebound setelah koreksi tajam dalam dua hari terakhir. Namun, pemulihan jangka panjang masih belum terlihat karena belum ada sentimen kuat yang dapat mendukung IHSG dalam waktu dekat,” ungkap Herditya.
Pelaku Pasar Harus Tetap Waspada
Dengan kondisi IHSG anjlok, analis menyarankan agar investor tetap berhati-hati dan lebih memanfaatkan strategi trading jangka pendek hingga menengah. Sementara itu, regulator dan otoritas pasar modal terus mencari solusi guna memastikan stabilitas IHSG di tengah tekanan ekonomi global dan domestik.