KoranMandala.com -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (4/3). IHSG ditutup melemah 87,11 poin atau 1,34% ke level 6.432,54. Pelemahan ini menunjukkan sentimen negatif masih mendominasi pasar saham.
Sebanyak 175 saham mencatat kenaikan, sementara 391 saham mengalami penurunan, dan 211 saham stagnan. Hal ini mencerminkan dominasi aksi jual di berbagai sektor.
Sektor Keuangan Bertahan, Lainnya Merah
Dari 11 sektor yang ada, hanya sektor keuangan yang berhasil bertahan di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,02%. Sementara itu, 10 sektor lainnya mengalami pelemahan signifikan.
Sektor dengan penurunan terdalam adalah sektor barang baku yang anjlok 3,17%, disusul sektor energi yang turun 3,15%, serta sektor barang konsumen non-primer yang melemah 2,06%. Pelemahan ini menunjukkan tekanan besar di berbagai industri utama.
Volume dan Nilai Transaksi
Aktivitas perdagangan saham di bursa masih cukup tinggi. Hingga sesi I, total volume perdagangan mencapai 7,78 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 5,65 triliun. Tekanan jual yang besar menyebabkan indeks mengalami pelemahan cukup tajam.
Top Gainers LQ45
Meskipun IHSG mengalami penurunan, beberapa saham dalam indeks LQ45 berhasil mencatat kenaikan. Berikut daftar top gainers:
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) naik 2,97%
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 1,80%
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) naik 1,33%
Top Losers LQ45
Sebaliknya, beberapa saham mengalami penurunan signifikan, terutama di sektor energi dan barang baku. Berikut daftar top losers:
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turun 6,99%
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) turun 5,37%
- PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 4,45%
Sentimen Pasar dan Prospek IHSG
Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan global dan aksi profit-taking oleh investor. Investor masih menunggu perkembangan dari data ekonomi global serta kebijakan moneter yang akan datang.
Meskipun pasar mengalami tekanan, sektor keuangan yang tetap bertahan bisa menjadi indikator stabilitas bagi investor dalam beberapa waktu ke depan. Para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan mencermati pergerakan indeks serta berita-berita ekonomi yang dapat memengaruhi sentimen pasar.