Koran Mandala -PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana melepas bisnis hulu migasnya ke PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Padahal, sektor ini memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan. Pada kuartal III 2024, penjualan minyak dan gas bumi ke pihak berelasi mencapai US$ 54,67 juta atau setara Rp 898,97 miliar. Sementara itu, penjualan ke pihak ketiga jauh lebih besar, yakni US$ 212,46 juta atau sekitar Rp 3,49 triliun.
Meskipun demikian, pelepasan ini belum mendapatkan persetujuan final. Direktur Utama PGAS, Arief Setiawan Handoko, mengungkapkan bahwa rencana ini sebelumnya sempat ditolak oleh PHE. “Karena PHE dulu kan sudah pernah menolak ya, karena tidak sesuai dengan kriteria. Masih dalam diskusi ya, di internal Pertamina,” ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (12/3).
Bisnis Hulu Migas Masih Berjalan Normal
Meski ada rencana pelepasan, PGAS masih mengoperasikan bisnis hulu migasnya melalui anak usaha PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka). Arief memastikan bahwa operasional tetap berjalan seperti biasa. “Kami punya upstream skala kecil juga di PGN Saka. Sebetulnya waktu itu kami menawarkan upstream kami dikelola Pertamina Hulu Energi,” ujarnya.
Keputusan pelepasan bisnis ini dinilai cukup strategis, mengingat PHE memiliki portofolio yang sangat luas. Hal ini membuat mereka mempertimbangkan dengan matang sebelum menerima aset tambahan dari PGAS. “Seperti biasa karena memang si PHE kan masih portfolionya banyak banget kan, mungkin nggak mau terdistorsi kali ya,” tambah Arief.
Kinerja Keuangan PGAS Terus Bertumbuh
Dari sisi keuangan, PGAS mencatat laba bersih sebesar US$ 263,38 juta sepanjang Januari-September 2024. Angka ini meningkat 32,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 198,49 juta. Pendapatan juga tumbuh 4,67% menjadi US$ 2,81 miliar dari US$ 2,69 miliar.
Sebagian besar pendapatan PGAS ditopang oleh segmen niaga gas bumi serta penjualan minyak dan gas bumi ke pihak ketiga. Penjualan gas bumi mencapai US$ 1,38 miliar, sedangkan segmen minyak dan gas bumi ke pihak ketiga berkontribusi sebesar US$ 212,46 juta.
Pendapatan niaga gas bumi berasal dari berbagai sektor pelanggan. Pelanggan industri dan komersial menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi US$ 1,85 miliar. Sementara itu, pelanggan rumah tangga dan SPBG masing-masing menyumbang US$ 17 juta dan US$ 2,33 juta.
Masa Depan PGAS Pasca Pelepasan Hulu Migas
Rencana pelepasan bisnis hulu migas PGAS ke PHE masih dalam tahap diskusi. Keputusan akhir akan bergantung pada kesepakatan antara kedua belah pihak serta strategi portofolio bisnis Pertamina ke depan. Jika kesepakatan ini terjadi, PGAS akan lebih fokus pada bisnis midstream dan downstream, yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama perusahaan.
Dengan berbagai tantangan dan peluang di industri migas, langkah strategis ini akan menentukan arah bisnis PGAS dalam beberapa tahun ke depan. Akankah pelepasan ini memberikan dampak positif bagi perusahaan? Kita tunggu keputusan akhirnya!