Koran Mandala -Bitcoin sempat menyentuh level US$92.095 setelah munculnya rencana Strategic Crypto Reserve (SCR). Namun, kebijakan tarif perdagangan dari Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan China menyebabkan harga BTC turun ke bawah US$89.000.
Menurut data dari Coinmarketcap.com per 11 Maret, Bitcoin berada di level US$81.755, mengalami penurunan 2,22% dalam sepekan dan 0,07% dalam 24 jam terakhir. Tekanan jual juga terlihat dari keluarnya dana Bitcoin yang mencapai US$756 juta.
Analisis Pasar: Tekanan Jual Masih Tinggi
Fyqieh Fachrur, analis dari Tokocrypto, menyebut bahwa kebijakan pro-kripto dari Trump belum sepenuhnya terealisasi. Sebaliknya, dampak negatif dari tarif perdagangan semakin dirasakan oleh pasar.
“Bitcoin masih akan mengalami volatilitas tinggi dalam waktu dekat. Harga sangat bergantung pada bagaimana pasar merespons kebijakan perdagangan yang diterapkan saat ini,” ujar Fyqieh.
Ia memperkirakan pergerakan harga Bitcoin akan berada dalam rentang US$78.000 – US$90.000 dalam waktu dekat. Namun, dalam jangka panjang, BTC berpotensi naik ke US$120.000 – US$140.000, didorong oleh efek halving dan meningkatnya permintaan dari investor institusional.
Saatnya Buy the Dip?
CEO Triv, Gabriel Ray, menilai bahwa koreksi tajam ini adalah peluang bagi investor untuk membeli Bitcoin dengan strategi buy the dip di level US$78.000 sebagai titik support terkuat.
“Investor bisa menerapkan strategi dollar-cost averaging (DCA), dengan mengalokasikan 50% dana di level ini dan menyimpan sisanya untuk mengantisipasi penurunan lebih lanjut,” kata Gabriel.
Ia juga menambahkan bahwa rencana pembelian 1 juta BTC dalam lima tahun oleh pemerintah AS bisa menjadi katalis positif bagi Bitcoin.
Faktor Resesi dan Peran ETF
Christopher, Co-founder CryptoWatch, menyebut bahwa risiko resesi AS membuat investor lebih berhati-hati dalam memilih aset berisiko, termasuk kripto.
“Harga Bitcoin bisa kembali menguat jika investor ETF kembali masuk ke pasar dan ada sentimen positif seperti pemangkasan suku bunga The Fed,” ungkapnya.
Christopher juga memprediksi bahwa dalam jangka pendek, level support Bitcoin berada di US$75.000, sementara dalam jangka menengah berpotensi naik hingga US$125.000.
Fluktuasi Harga Bitcoin : Risiko atau Peluang?
Fluktuasi harga Bitcoin memang membawa ketidakpastian, tetapi juga membuka peluang bagi investor cerdas. Strategi investasi yang tepat, seperti DCA dan pemantauan kebijakan ekonomi global, bisa membantu memaksimalkan keuntungan dari pergerakan harga BTC.
Apakah saat ini waktu yang tepat untuk membeli Bitcoin? Semua kembali pada strategi dan toleransi risiko masing-masing investor.