Koran Mandala -Influencer saham semakin berpengaruh dalam dunia investasi. Banyak investor ritel mengikuti saran mereka tanpa melakukan riset sendiri. Sayangnya, tidak semua influencer memiliki kompetensi yang cukup dalam memberikan rekomendasi saham.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti risiko yang timbul dari fenomena ini. Beberapa influencer bahkan diduga melakukan praktik ilegal, seperti pengelolaan dana tanpa izin dan manipulasi pasar melalui pom-pom saham.
OJK Akan Mengatur Influencer Saham
OJK saat ini tengah merancang aturan baru untuk mengawasi aktivitas influencer saham. Tujuan utama regulasi ini adalah melindungi investor ritel dari informasi yang tidak akurat dan praktik investasi ilegal.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan bahwa influencer harus lebih berhati-hati dalam memberikan rekomendasi saham. Mereka tidak boleh memberikan saran investasi tanpa dasar yang jelas.
Risiko Mengikuti Rekomendasi Tanpa Analisis
Investor ritel seringkali tergiur oleh influencer yang memamerkan keuntungan besar dari investasi mereka. Padahal, tidak semua rekomendasi tersebut berbasis analisis fundamental atau teknikal yang valid.
Pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, mengingatkan bahwa banyak influencer yang hanya memanfaatkan popularitas mereka untuk keuntungan pribadi. Mereka melakukan strategi pump and dump, yaitu menaikkan harga saham dengan provokasi, lalu menjualnya saat harga naik, sementara pengikut mereka mengalami kerugian.
Regulasi untuk Mencegah Penyalahgunaan
Ada beberapa langkah yang bisa diambil OJK dalam menertibkan influencer saham, antara lain:
-
Mewajibkan sertifikasi bagi influencer yang memberikan rekomendasi saham.
-
Melarang pengelolaan dana pihak ketiga tanpa izin resmi.
-
Mengawasi promosi kelas edukasi saham agar tidak menyesatkan.
-
Mendorong transparansi dalam setiap rekomendasi yang diberikan.
Pengamat pasar modal, Rita Efendy, menyarankan agar setiap influencer saham memiliki sertifikasi pasar modal seperti WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek) untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan yang cukup.
Investor Ritel Harus Lebih Waspada
Selain aturan dari OJK, investor ritel juga harus lebih kritis dalam menyaring informasi. Berikut beberapa langkah untuk menghindari kesalahan investasi:
-
Cek sumber informasi sebelum mengikuti rekomendasi saham.
-
Pelajari risiko investasi sebelum membeli saham tertentu.
-
Gunakan logika investasi, jangan mudah tergiur cuan instan.
-
Hindari influencer yang selalu pamer keuntungan tanpa transparansi soal kerugian.
Dengan adanya regulasi yang lebih jelas, diharapkan influencer saham yang benar-benar memberikan edukasi bisa berkembang. Sementara itu, mereka yang hanya mencari keuntungan pribadi bisa diminimalisasi.
Kesimpulan
OJK akan segera menertibkan influencer saham untuk melindungi investor ritel. Investor pun harus lebih bijak dalam menyaring informasi agar tidak terjebak dalam investasi yang berisiko tinggi. Jangan mudah percaya dengan mimpi cuan instan, karena investasi yang sehat membutuhkan analisis yang mendalam.