Koran Mandala -Nilai tukar rupiah diprediksi masih bisa menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Faktor utama yang mendukung penguatan ini adalah kekhawatiran pasar terhadap resesi di Amerika Serikat.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menyebutkan bahwa kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump bisa mendorong ekonomi AS ke jurang resesi. “Dolar AS kemungkinan masih tertekan karena pasar berekspektasi kebijakan tarif yang diterapkan bisa memperburuk kondisi ekonomi,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id.

Sentimen Konsumen AS Melemah

Laporan terbaru mengenai keyakinan konsumen di AS juga menunjukkan penurunan signifikan. Berdasarkan data Michigan Consumer Sentiment, tingkat keyakinan konsumen berada di angka 57,9 dibandingkan sebelumnya yang mencapai 64,7.

Harga Saham PGEO Terus Turun, Bagaimana Prospeknya

Selain itu, data inflasi AS yang dirilis pekan lalu juga lebih rendah dari bulan sebelumnya. “Data inflasi konsumen AS dirilis di angka 2,8% dibandingkan 3,0% sebelumnya. Hal ini membuka peluang bagi Bank Sentral AS untuk memangkas suku bunga lebih lanjut,” tambah Ariston.

Rupiah Bisa Sentuh Level 16.200

Ariston memproyeksikan rupiah masih memiliki peluang menguat hingga level support di Rp 16.200 per dolar AS dengan potensi resisten di Rp 16.400 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat di level Rp 16.338 per dolar AS. Level ini meningkat 12 poin atau 0,07% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Faktor Penghambat Penguatan Rupiah

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebutkan rupiah berpotensi menguat terbatas di kisaran Rp 16.300 hingga Rp 16.400 per dolar AS. Hal ini karena dolar AS melemah akibat sentimen konsumen yang memburuk.

Namun, ketidakpastian perang dagang masih menjadi faktor yang membatasi penguatan rupiah. Selain itu, investor juga menunggu data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis siang ini.

Dengan berbagai faktor ini, pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih akan dinamis. Investor perlu mencermati perkembangan ekonomi global untuk menentukan langkah investasi yang tepat.




Sumber:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Penulis
Exit mobile version