Koran Mandala -Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Mulyadi, mengusulkan agar Danantara memiliki payung hukum untuk melakukan buy back saham. Langkah ini bertujuan menstimulasi pasar modal dan menjaga stabilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sejak Presiden Prabowo Subianto dilantik pada Oktober 2024, IHSG turun 19,48%. Penurunan ini membuat investor bertanya-tanya mengenai kondisi pasar modal. Salah satu faktor yang dianggap berpengaruh adalah pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Danantara nantinya akan mengelola aset BUMN, termasuk bank-bank besar pelat merah. Mulyadi menilai Danantara bisa berperan menjaga stabilitas pasar saham. Hal ini merujuk pada kejadian IHSG anjlok hingga 5% dalam beberapa jam, yang menyebabkan trading halt.
Kisruh Kepemimpinan KADIN Jabar, Dedi Mulyadi Ajak Pihak Bersebrangan Bersatu
“Mungkin dengan komunikasi publik yang baik, menyampaikan intervensi atau buy back saham BUMN yang sehat, pasar akan bereaksi,” ujar Mulyadi, yang berpengalaman di bidang pasar modal.
Ia yakin dengan modal besar yang dimiliki Danantara, keseimbangan pasar saham dapat terjaga. Menurutnya, intervensi buy back dapat mencegah kejadian trading halt di masa depan.
“Tidak perlu dana besar masuk bursa, yang berkisar Rp9-13 triliun per hari. Investor akan improvisasi sendiri menjaga keseimbangan,” jelasnya.
Namun, Mulyadi menekankan bahwa kebijakan buy back ini memerlukan dasar hukum yang jelas. “Seperti BI yang menjaga nilai tukar rupiah,” tegasnya.
Pemerintah: Penurunan IHSG Dipengaruhi Faktor Global
Sementara itu, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Dedek Prayudi atau Uki, menilai penurunan IHSG terjadi karena peralihan investasi global.
“Katanya investor asing tidak percaya pada pemerintah Prabowo, sehingga IHSG merosot. Faktanya, investor melepas saham di seluruh dunia,” ujar Uki dalam video di akun Instagram PCO, Rabu (26/3/2025).
Menurut Uki, banyak investor mengalihkan modal ke aset lebih aman seperti emas. Ia mencontohkan indeks S&P 500 yang turun 10% dalam satu bulan.
“Ini akibatnya semua bursa turun, bukan hanya IHSG. Harga emas pun melejit naik,” katanya.
Di dalam negeri, pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang berhasil menghimpun dana Rp28 triliun. Uki menyebut ini sebagai bukti kepercayaan pasar terhadap pemerintah.
“Defisit tetap terjaga di 2,5% PDB. Penerimaan pajak bruto naik 6,6%. Penawaran SBN mencapai Rp62 triliun, dengan 23% berasal dari luar negeri,” ungkapnya.
Ia menegaskan iklim investasi Indonesia masih stabil. “Pemerintah bekerja keras siang malam menjaga ekonomi tetap kondusif,” pungkasnya.