Koran Mandala -Pada akhir perdagangan Jumat (11/4), beberapa pasangan mata uang komoditas mengalami penguatan signifikan terhadap dolar AS. Pasangan mata uang AUD/USD menguat 4,12% dalam sepekan,
sedangkan NZD/USD menguat 4,09% secara mingguan. Tidak ketinggalan, pasangan CAD/USD juga menguat 2,47% dalam sepekan. Penguatan ini terjadi di tengah kekhawatiran resesi global yang menekan dolar AS, menjadikannya sebagai aset yang lebih rentan.
1. Penguatan AUD, NZD, dan CAD di Tengah Dolar AS yang Melemah
Laporan Bloomberg mencatat, indeks dolar AS sempat menguat di awal pekan, namun akhirnya mengalami koreksi tajam hingga turun 2,83% di penghujung pekan.
Hal ini membuat dolar AS jatuh ke posisi terendah dalam enam bulan terakhir, membuka peluang bagi mata uang lainnya untuk menguat. AUD, NZD, dan CAD, yang memiliki keterkaitan erat dengan sektor komoditas, menunjukkan penguatan signifikan.
Analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan ini disebabkan oleh keterpurukan dolar AS yang terdampak oleh kekhawatiran resesi.
Investor mulai menghindari aset berdenominasi dolar AS sebagai safe haven. Alhasil, mata uang komoditas seperti AUD, NZD, dan CAD mendapat dukungan dari aliran investasi yang beralih.
2. Faktor yang Mendorong Kenaikan Mata Uang Komoditas
Mata uang komoditas seperti AUD, NZD, dan CAD sangat dipengaruhi oleh harga energi, logam, dan komoditas lainnya yang sensitif terhadap kondisi perekonomian global. AUD dan CAD cenderung terpengaruh oleh harga energi, sementara NZD lebih berfokus pada komoditas lunak seperti produk pertanian.
Lukman menambahkan, meskipun ketiga mata uang ini menguat, mereka masih rentan terhadap koreksi jangka pendek karena ketidakpastian ekonomi global dan ketegangan perdagangan antara China dan AS. Meskipun demikian, NZD cenderung lebih stabil dibandingkan dengan AUD dan CAD,
yang dipengaruhi langsung oleh fluktuasi harga energi.
3. Proyeksi Mata Uang Komoditas di Jangka Menengah
Proyeksi jangka menengah menunjukkan bahwa AUD/USD dapat bergerak di kisaran 0,64, sementara NZD/USD diperkirakan akan menguat ke 0,58. Sedangkan CAD/USD diperkirakan akan bergerak terbatas di kisaran 1,42 per USD
Proyeksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk pemulihan permintaan global untuk komoditas serta kebijakan fiskal dan moneter yang lebih mendukung di negara-negara penghasil komoditas tersebut.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan bahwa AUD menarik untuk dikoleksi dalam jangka menengah hingga akhir 2025. Dolar Australia diprediksi mendapat dukungan dari rebound harga komoditas logam dan batu bara, seiring dengan pemulihan permintaan China.
NZD juga memiliki prospek positif, meskipun volatilitas pasar dan sensitivitas terhadap kondisi global bisa menjadi tantangan.
4. Strategi Diversifikasi dalam Menghadapi Volatilitas Pasar
Josua menyarankan investor untuk tetap diversifikasi portofolio mereka, mengingat volatilitas yang masih tinggi di pasar global. Meskipun saat ini AUD menarik perhatian,
investor tetap perlu menjaga strategi diversifikasi dan mengelola risiko jangka pendek. Selain itu, fundamental ekonomi domestik ketiga negara ini tetap stabil, dengan suku bunga yang kompetitif dan tekanan inflasi yang terkendali.