KORANMANDALA.COM – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), dalam sepekan terakhir.
Pertama terjadi di Blok Pajaten dan Blok Cirendang, Desa Padangbeunghar, Pasawahan, Kabupaten Kuningan, pada 9 Agustus 2023 lalu, tepatnya pada pukul 14.30 WIB.
Pada peristiwa kebakaran tersebut menghanguskan lahan ilalang seluas 4,5 hektar
Kemudian, kebakaran susulan melanda lahan di Blok Gibug seluas 400 meter persegi, pada Senin 12 Agustus 2023, sekira pukul 10.00 WIB.
Kepala Balai TNGC, Maman Surahman, saat dikonfirmasi koranmandala.com, melalui selulernya menyebutkan, petugas TNGC dibantu masyarakat dan 2 anggota Polri berhasil mengendalikan kobaran api di kawasan tersebut dengan menggunakan tangki air DLHD dan Sokoi.
Namun, dia mengaku jika penyebab kebakaran belum diketahui pasti karena masih dalam penyelidikan.
“Untuk menghindari kemungkinan terjadi lagi karhutla di kawasan Gunung Ciremai, dihimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan petugas harus tetap siaga dengan melakukan patroli di kawasan rawan karhutla,” harap Maman.
Sementara itu, Dandim 0615 Kuningan, Letkol Inf Bambang Kurniawan, saat meninjau lokasi kebakaran, pada Jumat 18 Agustus 2022 menjelaskan, bahwa dari informasi yang diterima, awal terjadinya kebakaran tersebut, titik api berasal dari Blok Pajaten Desa Cikalahang Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
“Karena arah angin dan cuaca panas, sehingga api menjalar masuk ke kawasan TNGC di Blok Cirendang Desa Padabeunghar,Kecamatan Pasawahan di Kabupaten Kuningan,” jelasnya.
Dandim Kuningan didampingi aparat lainnya, menyusuri titik-titik lokasi terjadinya kebakaran.
“Kebakaran hutan dan lahan ini terindikasi adanya faktor kesengajaan,” ujarnya.
Dalam upaya mengantisipasi kebakaran di kawasan TNGC, Dandim memerintahkan jajarannya untuk aktif melaksanakan patroli dan mengaktifkan aplikasi Lapan Fire Hotspot.
Dengan aplikasi tersebut, kata Dandim, bisa dilihat titik api bahkan di seluruh wilayah Indonesia. (*)