KORANMANDALA.COM – Terciptanya sistem transportasi antar-moda yang terinegrasi menjadi hal krusial agar pergerakan ekonommi sebuah daerah terus bergeliat.
Karenanya, pemerintah mencanangkan beberapa rencana pembangunan dan pengembangan sistem transportasi di berbagai daerah. Satu di antaranya, Kota Bandung.
Informasinya, seperti halnya Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Kota Bandung segera memiliki Light Rail Transit (LRT).
Pada sela-sela kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, ke Bandung, setelah Soft Launching Whoos, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Bambang Tirtoyuliono, Pejabat (Pj) Wali Kota Bandung, mengiyakan, pembangunan LRT merupakan agenda besar Kota Bandung.
BACA JUGA: Asyik, Tarif Whoosh Masih Rp 0, Berlaku Sampai Kapankah?
“Kami terus melakukan berbagai persiapan pembangunan LRT,” tandas Bambang Triyuliono.
Seluruh pengkajian, sambung dia, bergulir secara komprehensif. Pihaknya pun, sambung dia, terus berkonsolidasi dengan beberapa pihak, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dan Pemerintah Pusat.
A Koswara, Kepala Dinas Perhubungan Jabar, menambahkan, berdasarkan perencanaan, LRT Bandung terdiri atas dua koridor.
“Yakni Tegalluar-Luewipanjang dan Leuwipanjang-Dago,” sahutnya.
BACA JUGA: Akhirnya, Jokowi Resmikan Whoosh, Izinnya Terbit
Rencananya, ujar dia, pekerjaan konstruksi LRT Bandung berlangsung pada 2027-2028.
Tentunya, sambung dia, pembangunan LRT Bandung itu bukan perkara mudah. Perlu adanya sokongan dana yang bernilai masif.
Kebutuhan anggaran pembangunan setiap koridor LRT, sebutnya, yakni sekitar Rp 11 triliun. Cakupannya, pembangunan fasilitas, baik sarana maupun prasarana.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Resmikan Kereta Cepat Senin 2 Oktober 2023, Ini Harga Tiket WHOOSH Jakarta Bandung
Namun, angka Rp 11 triliun itu belum termasuk pengadaan lahan.
Apabila termasuk penyediaan lahan, secara total, kebutuhan dana pembangunan LRT Bandung sekitar Rp 13 triliun. Artinya, terang dia, secara kumulatif, nilai pembangunan LRT Bandung, Rp 25-26 triliun. (*)