KORANMANDALA.COM – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) mengecek produk UMKM terutama di sektor makanan.
Perintah itu menyusul adanya dugaan keracunan massal siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang disebabkan mengonsumsi cireng mini (cimin). Sementara itu, satu siswa meninggal dunia.
“Saya akan minta ke Dinas Kesehatan untuk lebih teliti, mencari informasi kenapa sampai seperti itu,” kata Bey di Kota Bandung pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Menurutnya, tindak lanjut dari kejadian itu bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) tingkat provinsi bersama kabupaten/kota. Namun, Dinkes kabupaten/kota paling bertanggung jawab atas bahan makanan yang digunakan untuk jajanan.
Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Napoli, Beberapa Jam Sebelum Laga Liga Champions dengan Tim Tamu Real Madrid
“Saya sudah minta ke Dinas Kesehatan untuk mengecek seperti apa, bersama Dinas Kesehatan Kabupaten ya,” tuturnya.
Diwartakan sebelumnya, Dinkes Jawa Barat akan mengecek jajanan sekolah setelah adanya keracunan massal di sebuah SD Negeri 3 Jati Kecamatan Saguling, KBB pada Minggu, 28 September 2023.
Kepala Dinkes Jawa Barat, Vini Adiani Dewi mengungkapkan, sudah menginstruksikan Dinkes kabupaten/kota untuk mencegah kejadian serupa, secara pengecekan jajanan di sekolah-sekolah.
Baca Juga: Dua Abad Lebih Seniman Cukur Rambut di Banyuresmi Garut Diwariskan Turun Temurun
“Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan kota dan kabupaten melakukan beberapa kegiatan dalam upaya pencegahan keracunan,” ungkap Vini saat dihubungi pada Senin, 2 Oktober 2023.
Sementara penyebab keracunan massal di KBB sedang dilakukan peneliti oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Hasilnya akan diumumkan pada Rabu, 4 Oktober 2023.
“Hasilnya baru akan keluar dari Labkesda Jawa Barat di hari Rabu,” ucapnya.
Baca Juga: Butuh Waktu Berapa Lama Rute Jakarta-Surabaya Pakai Kereta Cepat? Ini Kata Menhub
Sebanyak 35 peserta didik SD itu mulanya mengalami gejala pusing, mual, muntah, sampai diare.
Sementara, korban meninggal dunia yang masih di bawah umur itu mengidap penyakit penyerta Talasemia atau kelainan pada darah.(zad/fam)