Seorang penumpang segera memasuki rangkaian Argo Parahyangan.
KORANMANDALA.COM – Sebagai korporasi berbendera Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) menyatakan keseriusannya untuk terus berinovasi.
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78, PT KAI (Persero) berkomitmen kuat untuk dan bertransformasi.
Didiek Hartanyo, Direktur Utama PT KAI (Persero), menyatakan, 2023 merupakan tahun yang sangat krusial bagi jajarannya.
Bagaimana tidak, tahun ini, PT KAI (Persero) bertekad menuntaskan dua Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca juga: Rayakan HUT ke 78 PT Kereta Api Indonesia! Yuk, Intip Sejarah Singkat dan 5 Link Twibbon
“Yakni LRT (Light Rail Transit) Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi) dan Whoosh, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB),” tandas Didiek Hartantyo, Kamis, 28 September 2023.
Didiek Hartantyo menjelaskan, kedua moda transportasi itu sangat moderen. LRT Jabodebek dan Whoosh menerapkan teknologi Communication-Based Train Control (CBTC).
Operasionalnya, jelas dia bersistem The Grade of Automation (GoA) level 3 atau The driverless. Sistem ini, terangnya, membuat operasional bersumber pada Operation Control Center (OCC).
Baca juga: Bukan Jabar, Provinsi Ini Segera Punya LRT, Konsepnya Kereta Bawah Tanah?
Selain itu pihaknya pun menjadi leader sebuah konsorsium BUMN untuk mengakselerasi proyek Whoosh.
Tidak itu saja, ungkapnya, jajarannya pun meregenerasi sarana. Yakni, tuturnya, berinvestasi pengadaan 612 kereta eksekutif dan ekonomi, plus 11 kereta luxury.
Termasuk, sambungnya, empat kereta Panoramic dan The New Generation Kereta Ekonomi.
Baca juga: Generasi Terbaru Kereta Ekonomi Hadir, Berapa Tarifnya? Ini Angka yang Dibandrol PT KAI
Selain kereta-kereta itu, tambahnya, melalui PT KAI Commuter, pihaknya pun siap menghadirkan 16 trainset Kereta Rel Listrik (KRL).
Rencana selanjutnya, beber Didiek Hartanyo, pihaknya segera menghadirkan kereta kompartemen berkonsep Bima Reborn, dan beberapa modernisasi lainnya yang dilengkapi penerapan sistem digital.
Misalnya, penerapan The Face Recognition Boarding System pada stasiun-stasiun kereta.
Baca juga: Libur Maulid, Tiket Kereta Laris Manis Dibeli Puluhan Ribu Penumpang
Juga, sambungnya, meremajakan dan memodernisasi Balai Yasa beserta berbagai fasilitas perawatan kereta, baik lokomotif maupun gerbong. rel, dan jembatan.
Yang tidak kalah pentingnya, tegas Didiek Hartantyo, pihaknya pun sangat serius mendukung program pemerintah merealisasikan Net Zero Emission (NZE) melalui penyusunan The Road Map Environmental, Social, And Governance (ESG). (*)