KORANMANDALA.COM – Tupperware terancam bangkrut, demikian The Guardian, mempublikasikan Rabu (12/4), bahwa bisnis wadah makanan asal Amerika ini terancam berakhir beroperasi.
Perusahaan yang didirikan oleh ahli kimia Earl Tupper 77 tahun lalu, hanya bisa diselamatkan kalau ada dana darurat.
The Guardian, Rabu (12/4), menyebutkan bahwa saham perusahaan tersebut anjlok ke angka 50 persen lebih.
Tidak akan ada lagi “pesta Tupperware” untuk menjual wadah plastiknya dengan segel “bersendawa” karena perusahaan yang sempat jaya di Indonesia ini mengumumkan bahwa ada “keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya”.
Perusahaan Tupperware ini sedang menjajaki potensi PHK, dan sedang meninjau portofolio real estatnya untuk upaya penghematan uang potensial.
Belakangan nama perusahaan tersebut menjadi trending topik di Twitter pada Rabu (12/4/2023). Hingga Rabu sore, telah ada lebih dari 13 ribu cuitan tentang Tupperware
Salah satu cuitan @txtdaribrand menuliskan bahwa Tupperware telah memasuki babak akhir. “Tupperware final chapter,” tulis akun @txtdaribrand.
Akun lain yang turut membahas soal Tupperware adalah @oceannacoral. Lewat cuitannya, ia mengakui Tupperware memiliki kualitas yang sangat bagus.
Ada pula akun @rubymeong yang memamerkan lemari khusus Tupperware miliknya. “Aku sedih warnanya gonjreng2 tapi kualitasnya topcer. Uda hampir seusia gua itu barang2nya dan masih awet sampe skg,” tulis pemilik akun @oceannacoral.
PASAR SAHAM
New York Stock Exchange juga mengancam bahwa Tupperware dalam bahaya untuk dihapuskan dari pasar saham karena terlambat mengajukan laporan tahunannya tetapi hal itu tak bisa dijamin.
Neil Saunders, seorang analis ritel yang juga sebagai direktur pelaksana GlobalData Retail, menyebutkan bahwa Tupperware mengalami penurunan tajam dalam jumlah penjualan.(*)