KORANMANDALA.COM – Memperkuat struktur stok dan pasokan sekaligus memerkokoh stabilitas pangan nasional, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) menetapkan skala prioritas. Yakni, menyerap gabah-beras para petani nasional.
Mengutip beberapa sumber, Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog, mengemukakan, demi ketercukupan stok dan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), penyerapan produksi dalam negeri merupakan prioritas jajarannya.
Buwas, sapaan akrabnya, mengeaskan, pihaknya siap menampung dan menyerap hasil pertanian dalam negeri berapapun volumenya.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini melanjutkan, setiap penyerapan beras-gabah petani domestik berdasarkan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru.
BACA JUGA: Upaya Bulog Perkokoh Stok Beras: Siap Impor Beras (Lagi)
Nilainya, sebut dia, yaitu Rp 5 ribu per kilogram atau lebih mahal 20 persen daripada sebelumnya, Rp 4.200 per kg.
Periode Januari-September 2023, ungkapnya, jajarannya berhasil menyerap gabah-beras petani yang cukup masif. Yaitu, ucapnya, sekitar 820 ribu ton.
Opsi impor, terangnya, sebagai antisipasi kemungkinan berkurangnya volume produksi pada musim panen, yakni awal 2024.
BACA JUGA: Harga Beras Melonjak di Pasar Tradisional Bogor, Pedagang dan Konsumen Geleng-Geleng Kepala…
Buwas menyampaikanprediksi Badan Pusat Statistik (BPS), prediksinya, anomali cuaca berefek negatif, yakni defisit volume produksi beras yang lebih sedikit daripada realisasi panen sebelumnya sebanyak 7,2 juta ton.
Pada sisi lain, lanjutnya, volume kebutuhan beras nasional, rata-rata, sekitar 2,5 juta ton per bulan.
Buwas menegaskan, ketersediaan beras nasional saat ini pada posisi 1,7 juta ton. Volume itu, tukasnya, mencukupi kebutuhan hingga akhir 2023.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menginformasikan, kuota penugasan impor beras 2023 sebanyak 2,9 juta ton.
Agar stok beras tetap mumpuni, Bapanas menyatakan, pemerintah menyiapkan rencana importasi beras aal China sebanyak 1 juta ton. (win)