KORANMANDALA.COM – Beragam cara dan upaya dilakukan pemerintah untuk memperkokoh struktur stok dan stabilitas beras nasional. Di antaranya, melalui importasi beras.
Kabar terbaru, stok beras nasional kian kuat. Itu terjadi setelah puluhan ribu ton beras impor asal Vietnam tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. Volumenya 27 ribu ton.
Mengutip beberapa sumber, Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengemukakan, tibanya 27 ton beras asal Vietnam memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog).
Seiring dengan tibanya beras impor itu, lanjut dia, Perum Bulog, stok CBP pada awal 2024 berada pada posisi 1 juta ton. Bahkan, sambungnya, pemerintah ingin stok beras nasional pada level 1,5 juta-2 juta ton.
BACA JUGA: Dirut Bulog Tegas Soal Beras SPHP: Jangan Campurkan Harga Jualnya dengan Ongkir e-Commerce!
“Sedangkan stok beras Perum Bulog, saat ini, posisinya 1,7 juta ton,” ujar Arief Presetyo Adi.
Melihat perkembangan stok beras nasional, Arief Prasetyo Adi menyatakan, masyarakat tidak seharusnya panik.
Soal harga beras, Arief Prasetyo Adi menyampaikan, adanya intervensi pemerintah, sebagai patokan, berkat bergulirnya program SPHP, harga jual beras pada Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mulai menujukkan depresiasi.
BACA JUGA: Prioritas Utama Bulog: Penyerapan: Gabah Petani Nasional
Stok beras PIBC saat ini, ungkapnya, ekitar 31 ribu ton. Itu berarti, hanya lebih sedikit 4 ribu ton daripada targetnya.
Lain halnya dengan Perum Bulog. Korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan itu realisasi Purchase Order (PO) sebanyak 5 ribu ton lebih. Targetnya, sahut dia, yakni 8 ribu ton. (wun)