Pembayaran digital.
KORANMANDALA.COM – Penerbitan interkoneksi pembayaran lintas batas negara sebagai sesuatu yang positif.
Demikian penilaian Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eka Puspitawati.
Sebab sistem ini dapat mempermudah dan praktis dalam transaksi perdagangan sehingga bisa mendorong orang untuk belanja.
Namun Indonesia harus memperbanyak kedatangan wisatawan dari Malaysia jika ingin mendapatkan keuntungan dari sistem ini.
“Jika kita ingin mendapat keuntungan lebih dari QR Code dengan Malaysia ini maka jumlah pelancong atau pendatang harus lebih banyak karena yang diharapkan banyak menggunakan jasa ini adalah wisatawan,” jelas Eka Puspitawati seperti dikutip dari VOA pada Senin (8/5/2023).
Tetapi sistem ini belum akan berdampak besar terhadap perekonomian di Indonesia dalam jangka pendek.
Alasan Eka Puspitawati, jumlah wisatawan asal Malaysia yang berkunjung ke Indonesia belum sebanyak Singapura. Data Kementerian Pariwisata pada Desember 2022 menyebutkan ada 895,12 ribu kunjungan ke Indonesia. Di antaranya dari Singapura sebesar 20,15 persen dan Malaysia 17,98 persen.
Pembayaran dengan QR Code ini belum populer dan masih ada isu keamanan dalam transaksi yang dapat menjadi batu sandungan produk-produk keuangan di Indonesia.
Di sisi lain langkah ini dapat membuka peluang berlakunya mata uang tunggal di kawasan Asia Tenggara jika pembayaran digital lintas negara ini berhasil.
“Namun di jangka panjang ini dapat menjadi pembuka dedolarisasi di kawasan ASEAN. Jika interkoneksi ini berhasil, ASEAN dapat mulai mengurangi ketergantungan dolar Amerika,” pungkas Eka Puspitawati. ***