KORANMANDALA.COM – Polisi Tiongkok menggerebek perusahaan-perusahaan konsultan.
Tindakan tersebut memicu perusahaan-perusahaan asing di Tiongkok tidak yakin tentang apa yang boleh mereka lakukan.
Di samping itu menginginkan kejelasan yang lebih pasti tentang bagaimana aturan keamanan nasional yang baru diperluas dan aturan-aturan lain akan ditegakkan.
Kamar Dagang Inggris di Tiongkok mengatakan survei terhadap para anggotanya menemukan bahwa mereka lebih optimistis setelah pencabutan kontrol anti virus pada bulan Desember yang memblokir sebagian besar perjalanan masuk dan keluar dari Tiongkok.
Mereka ingin berinvestasi tetapi menunggu langkah-langkah pemulihan kepercayaan dan kepastian di Tiongkok di tengah ketegangan dengan Eropa dan Washington serta rencana pemerintah Tiongkok untuk mempromosikan kemandirian ekonomi.
“Jika ada kejelasan yang lebih besar dan kepastian yang lebih besar maka kami yakin perusahaan-perusahaan akan berkomitmen lebih banyak ke Tiongkok,” ucap ketua kelompok bisnis tersebut, Julian MacCormac, pada konferensi pers pada Selasa (23/5/2023) seperti dikutip dari Associated Press.
Sekitar 70 persen perusahaan benar-benar menunggu untuk melihat bagaimana kondisi berkembang sebelum mengambil tindakan.
Pemerintah Presiden Xi Jinping mengatakan perusahaan-perusahaan asing disambut baik dan dia berusaha mendorong mereka untuk berinvestasi lebih banyak.
Namun perusahaan-perusahaan itu gelisah karena adanya perluasan aturan keamanan nasional dan aturan-aturan lainnya dengan hanya sedikit penjelasan. Apalagi pemerintah Tiongkok juga mempromosikan kemandirian ekonomi, yang kadang-kadang memanfaatkan subsidi dan hambatan pasar sehingga menegangkan hubungan dengan Uni Eropa, Washington, dan mitra dagang lainnya.
Pada hari Minggu, pemerintah melarang penggunaan produk dari pembuat cip memori terbesar AS, Micron Technology Inc., untuk komputer-komputer yang menangani informasi sensitif. Pemerintah mengatakan Micron memiliki kelemahan keamanan tetapi tidak memberikan penjelasan.
Perusahaan-perusahaan asing gelisah setelah polisi menggerebek kantor dua perusahaan konsultan, Bain & Co. dan Capvision, dan firma uji tuntas, Mintz Group. Pihak berwenang tidak memberikan penjelasan. Mereka mengatakan perusahaan-perusahaan asing wajib mematuhi hukum tetapi tidak memberikan indikasi kemungkinan pelanggaran.
Kamar Dagang Inggris mewakili sekitar 650 perusahaan. Banyak dari mereka di bidang keuangan, konsultasi, dan industri jasa lainnya yang mungkin terpengaruh oleh pembatasan yang lebih ketat tentang informasi apa yang dapat dikumpulkan di Tiongkok dan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan dan disimpan.(*)