KORANMANDALA.COM – Hubungan baik Roma dengan Beijing dimungkinkan.
Meskipun tidak menjadi bagian dari kesepakatan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
Keterangan ini diberikan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dalam sebuah wawancara dengan harian Il Messaggero yang diterbitkan Minggu (28/5/2023) saat pemerintahnya mempertimbangkan untuk meninggalkan proyek tersebut.
Italia adalah satu-satunya negara Barat besar yang bergabung dengan skema BRI Tiongkok.
Skema BRI ini hendak membangun kembali Jalur Sutra lama untuk menghubungkan Tiongkok dengan Asia, Eropa, dan sekitarnya dengan pengeluaran infrastruktur yang besar.
Giorgia Meloni mengatakan masih terlalu dini untuk mengantisipasi hasil keputusan Italia mengenai apakah akan tetap menjadi bagian dari proyek tersebut.
Kesepakatan dengan Tiongkok atas program yang ditandatangani pada 2019 itu menuai kritik dari Washington dan Brussel.
“Penilaian kita sangat sensitif dan menyentuh banyak kepentingan,” kata Giorgia Meloni.
Perjanjian tersebut berakhir pada Maret 2024 dan secara otomatis akan diperpanjang kecuali salah satu pihak memberi tahu pihak lain bahwa mereka mundur dengan memberikan pemberitahuan setidaknya tiga bulan sebelumnya.
Giorgia Meloni menjelaskan dia tidak menyetujui langkah 2019 tersebut dalam sebuah wawancara dengan Reuters tahun lalu sebelum memenangkan kekuasaan dalam pemilihan September.
Dia mengatakan “tidak memiliki kemauan politik untuk mendukung ekspansi Tiongkok ke Italia atau Eropa.”
Giorgia Meloni mencatat Italia satu-satunya negara demokrasi kaya, Grup Tujuh (G7), menandatangani memorandum BRI.
Namun Italia bukanlah negara Eropa dan Barat yang memiliki hubungan ekonomi dan perdagangan terkuat dengan Tiongkok.(*)