KORANMANDALA.COM – Proses dedolarisasi tidak dapat dihentikan.
Pasalanya sejumlah negara telah menunjukkan keinginan yang besar untuk mengurangi ketergantungannya terhadap dolar.
Pandangan atas situasi ini ditegaskan sebuah lembaga wadah pemikir Amerika Serikat.
Sputnik melaporkan bahwa Responsible Statecraft pada Minggu (28/5/2023) menyebutkan proses dedolarisasi mengalami percepatan ketika negara-negara di belahan bumi selatan mencoba mencari alternatif selain dolar.
Statistik global menunjukkan pangsa cadangan devisa yang terdiri dari dolar di dunia menurun dari 73 persen pada 2011 menjadi 58 persen pada 2023.
Di samping itu percepatan dedolarisasi dipicu sejak pemerintahan Presiden AS Joe Biden memutuskan menjatuhkan sanksi ekstensif atas Rusia ketika negara tersebut mengobarkan perang di Ukraina.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada April lalu menuturkan kebijakan pemerintah AS menjatuhkan sanksi kepada musuh-musuhnya di seluruh dunia dapat melemahkan dolar.