KORANMANDALA.COM – Sektor pertambangan baterai dan kendaraan listrik akan menerima investasi sekitar 9 miliar dolar.
Investasi tersebut datang dari sebuah konsorsium Inggris termasuk di antaranya perusahaan raksasa pertambangan Glencore.
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Pemerintah sangat ingin mengembangkan industri hilir untuk memproduksi baterai dan kendaraan bagi produsen mobil listrik terbesar dunia.
Baca juga: Banting Harga! Intip Spesifikasi Huawei MatePad Pro 10, Cocok untuk Profesi Konten Kreator
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tidak memberikan perincian investasi tersebut. Tetapi mengatakan investasi akan masuk ke kawasan industri di wilayah Bantaeng di Sulawesi.
Kementerian Investasi menegaskan konsorsium Inggris termasuk di antaranya Glencore, Aneka Tambang, perusahaan material Umicore, dan perusahaan energi Envision Group.
“Investasinya sekitar 9 miliar dolar kalau sesuai rencana. Kalau bisa dipercepat akan kita lakukan,” kata Bahlil Lahadalia seperti dikutip Reuters pada Juni ini.
Baca juga: Kepala Eksekutif Mercedes Benz: Putus Hubungan dengan Tiongkok Tak Mungkin
Toto Nugroho, Kepala Eksekutif Perusahaan Baterai Negara Battery Corporation, mengatakan investasi tersebut diharapkan dapat membantu Indonesia memasuki pasar Inggris dan Eropa.
Pemerintah melarang ekspor bijih nikel mentah sejak 2020.
Kebijakan ini guna memastikan pasokan bagi investor yang ada dan calon investor.
Baca juga: Pabrik Mercedes Jadi Sasaran Penembakan, 2 Orang Tewas
Di saat yang sama pemerintah juga berusaha mengundang investor baterai dunia seperti Tesla dan Grup BYD China.(*)