KORANMANDALA.COM – Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah melalui lembaga-lembaganya demi tercapainya stabilitas stok, pasokan, dan harga jual pangan. Di antaranya, melalui importasi.
Opsi importasi yang terbaru yakni komoditas jagung pakan. Dasarnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan volume produksi jagung pakan nasional belum mencukupi kebutuhan.
Mengutip beberapa sumber, Kepala Bapanas sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi, menyatakan, pihaknya menginstruksikan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengimpor jagung pakan sebanyak 500 ribu ton pada triwulan IV 2023.
Penugasan itu, jelasnya, karena volume produksi jagung pakan belum memenuhi kebutuhan.
BACA JUGA: Izin Kelar, Indonesia Impor Beras (Lagi), Volumenya 1,5 Juta Ton, Ini Kata Plt Mentan
Importasi jagung pakan itu, sambungnya, berlangsung secara bertahap.
“Fase perdana, sebanyak 250 ribu ton. Kami harap terealisasi sebelum panen,” tandas Arief Prasetyo Adi.
Arief menyampaikan impor jagung pakan menjadi cara menyikapi terjadinya harga jual jagung pakan yang fluktuatif. Selain itu, ucap dia, opsi impor ini pun supaya harga jual level petani tetap terjaga stabilitasnya.
BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Pangan Jabar, Bulog Distribusikan Ratusan Ton Beras
Data Panel Harga Pangan menunjukkan, secara rata-rata, harga jagung pada level peternak periode 1 Oktober 2023 yaitu Rp 6.840 per kilogram.
Namun, karena harga jagung pada level produsen dan konsumen yang terus mengalami kenaikan, melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP), yaitu Rp 5.000, pada 10 Oktober 2023, harga jual komoditas itu menjadi lebih mahal, Rp 7.000 per kilogram.
Bicara soal target stok jagung Perum Bulog hingga periode 2023 berakhir, Arief Prasetyo Adi menuturkan, saat ini, volumenya 60 ribu ton.
BACA JUGA: Upaya Bulog Perkokoh Stok Beras: Siap Impor Beras (Lagi)
Pihaknya, tegas Arief Prasetyo Adi, berkeyakinan bahwa Perum Bulog sangat mumpuni mengelola Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). Pasalnya, sahut dia, Perum Bulog punya fasilitas penunjang.
Yaitu, beber dia, tiga unit The Corn Drying Center (CDC). Total kapasitas silo yakni 27 ribu ton. Ketiga CDC itu tersebar di daerah produsen jagung. Yaitu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jatim. (win)