KORANMANDALA.COM – Kehadiran dan aktivasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh secara permanen, yang kini bisa segera terwujud setelah proses Soft-Launching.
Namun, kehadiran Whoosh memunculkan kisah baru. Yakni berkenaan dengan dana pembangunan yang bersifat loan atau pinjaman China.
Mengutip berbagai sumber, pembangunan Whoosh, pada awalnya berbiaya 6,07 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 95,3 triliun.
Sebesar 75 persennya bersumber pada dana pinjaman The China Development Bank (CDB).
BACA JUGA: Uji Coba Whoosh Masih Gratis, Batas Akhirnya 16 Oktober, Ini Link Pemesanan Tiketnya
Apesnya, nominal investasi Whoosh yang berkatagori Proyek Strategis Nasional (PSN), justru bertambah 1,2 miliar dolar AS. Penyediaan dananya menjadi tanggungan Indonesia-China.
Ini berarti, investasi proyek pembangunan Whoosh menjadi lebih mahal, yakni bernilai 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp 108 triliun).
Lagi-lagi, terjadinya cost over-run menyebabkan Indonesia berutang 720 juta dolar AS demi memperoleh injeksi dana pinjaman CDB bernilai 550 juta dolar AS yang bersuku bunga 3,4 persen selama 30 tahun.
BACA JUGA: Dalam Sepekan, Kereta Feeder Layani Ribuan Penumpang Kereta Cepat
Pertanyaannya, siapa yang harus menanggung beban utang proyek Whoosh?
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) menjadi pihak yang bertanggung jawab atas pengembalian dana pinjaman proyek Whoosh. Caranya, melalui revenue penjualan tiket.
Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, menyampaikan, ada alasan mengapa PT KAI (Persero) menjadi pihak yang menanggung utang pembiayaan Whoosh.
BACA JUGA: Dalam Sepekan, Kereta Feeder Layani Ribuan Penumpang Kereta Cepat
Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan, kondisi finansial PT KAI (Persero) yang sehat menjadi pertimbangannya.
Agar tidak memberatkan beban utang PT KAI (Persero) berkenaan dengan dana pinjaman proyek Whoosh, Tiko mengungkapkan, pemerintah bernegosiasi dengan China tentang bunga pinjaman CDB.
“Targetnya, pekan depan, negosiasi tuntas,” ujar Tiko. (win)