KORANMANDALA.COM – Harga daging ayam potong terutama di Pasar Kosambi, Kota Bandung kian meroket. Kenaikan harga ini menyebabkan omzet pedagang daging ayam menurun.
Pedagang daging ayam, Yadi mengaku kenaikan harga daging ayam terjadi setelah lebaran Idul Fitri 2022, saat itu harganya berkisar Rp35 ribu per kilogram. Saat ini harga daging ayam potong mencapai Rp42 ribu sampai Rp45 ribu, sedangkan ayam fillet Rp50 ribu dari Rp42 ribu sampai 45ribu per kilogram.
“Dari habis lebaran Idul Fitri tapi pas lebarannya murah justru Rp35 ribu. Sekarang lagi mahal dari Rp42 ribu sampai Rp45 ribu, itu ayam negeri. Ayam fillet juga sama naik, sekarang Rp50 ribu dari Rp42 sampai 45ribu,” kata Yadi saat ditemui di Pasar Kosambi, Kota Bandung pada Selasa, 27 Juni 2023.
Akibat kenaikan itu, dia harus menerima keluhan terkait mahalnya harga daging ayam dari pembeli. Tak hanya keluhan dari pembeli, penjualan hingga omzet pun mengalami penurunan.
Baca juga: DP 0 Persen! Intip Skema Cicilan Ringan Motor Listrik Davigo Dragon, Gak Bikin Dompet Nangis, Tertarik?
“Keluhan ada dari pembeli, mereka bilang harganya terlalu mahal. Penjualan juga turun, omzet berkurang karena harga enggak stabil, terlalu mahal,” ujarnya.
Yadi tidak tahu menahu apa yang menjadi penyebab kenaikan daging ayam, padahal ketersediaannya banyak. Sebagai pedagang, Yadi hanya berharap pemerintah bisa menormalkan harga daging ayam.
“Enggak tahu, stok mah banyak. Mudah-mudahan normal aja lah harganya, stabil lagi. Enggak enak buat pedagang, buat konsumen juga,” kata dia.
Baca juga: Pantesan Aja Best Seller, Ternyata Motor Listrik Davigo Dragon S Punya Spesifikasi yang Gak Main main, Yuk Cek Spesifikasi Lengkapnya Disini!
Sementara itu, pedagang daging ayam lainnya juga merasakan hal yang sama dengan Yadi. Yoga mengungkapkan, dalam sepekan ke belakang, kenaikan harga daging ayam selalu terjadi.
“Sudah sepekan ini naik terus. Rata-rata Rp50 ribu untuk ayam fillet, kalau ayam potong Rp42 ribu. Harga normal biasanya Rp35 ribu untuk ayam potong, kalau ayam fillet Rp45 ribu,” ungkap Yoga.
Senada dengan Yadi, Yoga menyebut para pedagang tidak mengetahui penyebab kenaikan harga daging ayam. Namun, yang pasti stok daging ayam ada tetapi kenaikan harga ini berimbas pada penurunan omzet dan pembelian.
Baca juga: Banting Harga! Motor Listrik Volta 401 dengan Baterai 1500 Watt bisa Tempuh Jarak Sampai 120 km, Angsuran Murah Mulai 300 Ribuan
“Enggak tahu, dari sananya naik. Stok banyak, cuman diatur saja sekarang. Daya beli menurun sekitar 25 persen. Banyak keluhan, kok mahal, naik terus, gimana jualnya, banyak yang jual makanan itu kan,” tuturnya.
Yoga berharap pemerintah melakukan aksi nyata untuk menurunkan atau menormalkan harga daging ayam agar tidak terus naik. Sehingga, para konsumen dapat menjangkau dan mampu membeli daging ayam.
“Mestinya normalin aja biar kejangkau sama pembeli,” tutupnya.(*)