KORANMANDALA.COM – Memang, secara perbandingan, di Indonesia, perkembangan perbankan syariah belum seagresif konvensional. Meski demikian, sektor tersebut tetap menunjukkan pergerakan positif.
Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, hingga Juni 2023, perbankan syariah nasional punya aset berlimpah. Nominalnya Rp 2.450 triliun.
Realisasi nilai aset perbankan syariah hingga Juni 2023 itu, secara tahunan, berkembang 13.3 persen. Secara otomatis, kondisi itu membuat pangsa pasar syariah pun berkembang menjadi 10,9 persen.
Mengutip beberapa sumber, Mirza Adityaswara, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, mengemukakan, perkembangan aset dan kinerja perbankan syariah itu membuat pangsa pasarnya berkembang pesat.
BACA JUGA: Geliatkan Syariah, OJK Gencarkan Inklusi Keuangan, Bidik Kalangan Ini: Santri
“Pangsa pasar perbankan syariah, hingga Juni 2023 pada level 10,9 persen. Pencapaian itu mengalami perkembangan 7,3 persen,” ujar dia, Jumat 13 Oktober 2023.
Kinerja mentereng itu berkat ekistensi 13 perbankan umum syariah. Selain itu, juga karena topangan 20 Unit Usaha Syariah (UUS), plus 171 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Syariah.
Komposisi nilai aset perbankan syariah, jelasnya, didominasi perbankan umum syariah, yaitu meraih 65,7 persen. Sisanya, yakni masing-masing 31,7 persen dan 2,5 persen merupakan kontribusi UUS serta BPR Syariah.
BACA JUGA: Kerja Keras Berujung Manis, bjb syariah Raih IDX Anugerah Inovasi Indonesia
Pergerakan itu menunjukkan, lanjutnya, perbankan syariah Indonesia berhasil membukukan pergerakan positif setelah terhantam wabah Covid-19.
Perkembangan itu pun berkat strategi bisnis perbankan syariah, yang memutuskan membidik sektor Usaha Mikro-Kecil-Menengah (UMKM), yakni 64,2 juta pelaku UMKM. Potensi kebutuhan pembiayaannya super-jumbo, Rp 1.600 triliun. (win)