KORANMANDALA.COM – Harga daging ayam terutama di Kota Bandung mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan, harga daging ayam jenis fillet mencapai Rp50 ribu per kilogram, sedangkan daging ayam biasa berkisar Rp42 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram.
Merespons fenomena tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil alias Emil mengatakan, kenaikan harga daging ayam ini disebabkan oleh naiknya harga pakan. Pasalnya, bahan dasar pakan ayam, jagung juga mengalami kenaikan harga.
“Harga ayam sudah saya cek karena sembako penting, hajat hidup masyarakat. Telah saya cek adanya kenaikan harga pakan. Harga pakan naik karena harga jagungnya dari pekebun jagung juga naik,” kata Emil di Bandung pada Kamis, 29 Juni 2023.
Pemerintah telah menyiapkan sejumlah startegi untuk menormalkan harga daging ayam itu. Satu di antaranya melalui pengecekan suplai ayam berlebih akan dialihkan ke daerah yang kekurangan suplai.
Baca juga: Tragis! Jasad Manusia Ditemukan di Samudra Atlantik, Diduga dari Kapal Selam Titan Ocean Gate Titan
“Kami akan intervensi salah satunya Jawa Barat, kan, punya mekanisme perdagangan antar daerah. Saya akan cek di mana ada suplai berlebih ayam. Nanti kami akan suplai ke daerah yang kebutuhan ayamnya tinggi, supaya terjadi penurunan harga, sekarang memang dipantau,” ucap mantan Walikota Bandung itu.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat harganya bisa stabil lagi, sambil kita evaluasi, pakan untuk peternak ini bisa kami carikan solusi-solusi yang lebih jangka panjang,” kata dia melanjutkan.
Sebelumnya, pedagang daging ayam di Pasar Kosambi Kota Bandung, Yadi mengaku kenaikan harga daging ayam terjadi setelah lebaran Idul Fitri 2022, saat itu harganya berkisar Rp35 ribu per kilogram. Saat ini harga daging ayam potong mencapai Rp42 ribu sampai Rp45 ribu, sedang ayam fillet Rp50 ribu dari Rp42 ribu sampai Rp45 ribu per kilogram.
Baca juga: Masjid Raya Al Jabbar dapat Wakaf Al Quran dari Aher, Ridwan Kamil: Boleh Dibaca Asal Tak Dibawa Pulang
“Dari habis lebaran Idul Fitri tapi pas lebarannya murah justru Rp35 ribu. Sekarang lagi mahal dari Rp42 ribu sampai Rp45 ribu, itu ayam negeri. Ayam fillet juga sama naik, sekarang Rp50 ribu dari Rp42 sampai 45ribu,” kata Yadi saat ditemui di Pasar Kosambi, Kota Bandung pada Selasa, 27 Juni 2023.
Akibat kenaikan itu, dia harus menerima keluhan terkait mahalnya harga daging ayam dari pembeli. Tak hanya keluhan dari pembeli, penjualan hingga omzet pun mengalami penurunan.
“Keluhan ada dari pembeli, mereka bilang harganya terlalu mahal. Penjualan juga turun, omzet berkurang karena harga enggak stabil, terlalu mahal,” ujarnya.
Baca juga: Masjid Raya Al Jabbar dapat Wakaf Al Quran dari Aher, Ridwan Kamil: Boleh Dibaca Asal Tak Dibawa Pulang
Yadi tidak tahu menahu apa yang menjadi penyebab kenaikan daging ayam, padahal ketersediaannya banyak. Sebagai pedagang, Yadi hanya berharap pemerintah bisa menormalkan harga daging ayam.
“Enggak tahu, stok mah banyak. Mudah-mudahan normal aja lah harganya, stabil lagi. Enggak enak buat pedagang, buat konsumen juga,” kata dia.
Sementara itu, pedagang daging ayam lainnya juga merasakan hal yang sama dengan Yadi. Yoga mengungkapkannya, dalam sepekan ke belakang, kenaikan harga daging ayam selalu terjadi.
Baca juga: Penyembelihan Hewan Kurban di Ciroyom Turun, Seiring dengan Kasus PMK dan Covid 19 Landai
“Sudah sepekan ini naik terus. Rata-rata Rp50 ribu untuk ayam fillet, kalau ayam potong Rp42 ribu. Harga normal biasanya Rp35 ribu untuk ayam potong, kalau ayam fillet Rp45 ribu,” ungkap Yoga.
Senada dengan Yadi, Yoga menyebut para pedagang tidak mengetahui penyebab kenaikan harga daging ayam. Namun, yang pasti stok daging ayam ada tetapi kenaikan harga ini berimbas pada penurunan omzet dan pembelian.
“Enggak tahu, dari sananya naik. Stok banyak, cuman diatur saja sekarang. Daya beli menurun sekitar 25 persen. Banyak keluhan, kok mahal, naik terus, gimana jualnya, banyak yang jual makanan itu kan,” tuturnya.
Baca juga: Ibadah Idul Adha di Kota Bandung Berjalan Lancar, Ema: Alhamdulillah
Yoga berharap pemerintah melakukan aksi nyata untuk menurunkan atau menormalkan harga daging ayam agar tidak terus naik. Sehingga, para konsumen dapat menjangkau dan mampu membeli daging ayam.
“Mestinya normalin aja biar kejangkau sama pembeli,” tutupnya.(*)