KORANMANDALA.COM – Selama beberapa waktu terakhir, harga jual beragam komoditas pangan di berbagai daerah, termasuk Kota Bandung, menjadi mahal. Tentu saja, hal itu cukup memberatkan masyarakat.
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung punya trik untuk mengendalikan harga jual beragam komoditas pangan. Seperti apa caranya?
Pejabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan, pihaknya punya beberapa cara untuk mengendalikan dan menjaga stabilitas harga jual berbagai komoditas pangan.
Satu di antaranya, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang berlangsung di Lapangan Sekolah Staf Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI AD) Kota Bandung.
BACA JUGA: Perkuat Stabilitas Pangan, Indonesia Bisa Adopsi India: Lakukan Diversifikasi
Dalam agenda ini, ujar dia, harga jual beragam komoditas pangan relatif terjangkau. Sebagai contoh, sebutnya, harga jual beras medium ukuran 5 kilogram, pada level Rp 54 ribu.
Lalu, sambung dia, harga jual beras premium ukuran 5 kilogram bernilai Rp 56 ribu. Lalu, kata dia, harga jual telur ayam ras Rp 24 ribu per kilo gram. Termasuk harga jual MinyaKita yang sesuai Harga Patokan Pemerintah (HPP), yakni Rp 14 ribu per liter.
Bambang Tirtoyuliono menjelaskan, agenda GPM merupakan bukti konkret bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga perkembangan inflasi.
BACA JUGA: Soal Beras Sintentis, Bulog Garansi Beras Impor Aman!
Pada sisi lain, Bambang Tirtoyuliono menegaskan, pihaknya terus berkoodinrasi dengan seluruh stake holders agar tercipta stabilitas harga jual beragam komoditas pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menambahkan, pada ajang GPM, yang ada pemberlakukan diskon harga, yakni Rp 2 ribu-Rp 3 ribu per kilogram, terdapat beberapa komoditas yang paling banyak dibutuhkan warga.
Yaitu, beras, gula, minyak goreng, telur, dan sayur mayur. (pan/win)