KORANMANDALA.COM – Bertambahnya kebutuhan beragam komoditas, di antaranya, gula, membuat pemerintah berupaya keras memenuhinya. Satu caranya, melalui skema impor.
Agar kebutuhan gula terpenuhi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) ingin importasi gula, yang kuotanya 1,01 juta ton, lebih terakselerasi.
Mengutip beberapa sumber, Arief Prasetya Adi, Kepala Bapanas sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian, menegaskan, pohaknya ingin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan, termasuk perusahaan swasta, lebih menggeber impor gula.
“Kuota impor gula yakni 1,01 juta ton. Tapi, realisasinya baru sekitar 249 juta taon atau sekitar 25 persennya,” kata Arief Prasetyo Adi, Senin 16 Oktober 2023.
BACA JUGA: Izin Kelar, Indonesia Impor Beras (Lagi), Volumenya 1,5 Juta Ton, Ini Kata Plt Mentan
Masih mimimnya realisasi impor gula itu, jelasnya, disebabkan beberapa hal. Di antaranya, kalangan swasta memutuskan untuk impor gula seandainya pergerakan harga komoditas itu lebih murah.
Padahal, tegasnya, pemerintah memutuskan menerapkan opsi impor untuk pemenuhan stok komoditas, bukan harga.
Agar tercipta stabilitas harga, Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pihaknya berencana untuk meninjau dan mempertimbangkan Harga Acuan Pembelian (HAP) gula. Hal itu, jelasnya, supaya para importir gula tidak mengalami kerugian.
BACA JUGA: Soal Beras Sintentis, Bulog Garansi Beras Impor Aman!
Frans Marganda Tambunan, Direktur ID FOOD, menambahkan, importasi gula harus lebih terakselerasi. Selain sebagai upaya pemenuhan kebutuhan, juga intervensi harga jual.
Badan Pusat Statistik (BPS), kata Frans Marganda Tambunan mengungkapkan, pada September 2023, di ratusan kota-kabupaten, harga jual gula lebih mahal daripada sebelumnya.
Bahkan, sambung dia, prediksinya, akhir 2023, tidak terutup kemungkinan, harga jual gula semakin mahal.
BACA JUGA: Bulog Punya Tugas Baru: Impor Jagung Sebanyak 500 Ribu Ton, Ini Penyebabnya
Soal impor gula, Frans Marganda Tambunan menginformasikan, ada dua korporasi BUMN yang menerima penugasannya. Yaitu, sebut dia, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero), plus sebanyak 16 korporasi swasta.
Kuota impor gula kedua korporasi BUMN itu, beber dia, masing-masing 107.900 ton. Sedangkan kuota impor oleh korporasi swasta yakni 796 ribu ton. (win)