KORANMANDALA.COM – Banyak hal yang berefek negatif pada perkembangan ekonomi dunia, termasuk pergerakan kurs mata uang. Di antaanya, konflik antarnegara.
Begitu juga dengan konflik Palestina dengan Israel. Terbukti, kisruh di negara Timur Tengah itu menyebabkan rupiah bergerak negatif pada awal pekan ini.
Pada sesi penutupan transaksi antar-bank, Senin 16 Oktober 2023 petang, rupiah bergerak lemah. Akibatnya, rupiah menempati level Rp 15.721 per dolar Amerika Serikat (AS).
Posisi terbaru rupiah itu lebih lemah 39 poin daripada sebelumnya. Yakni Rp 15.682 per dolar AS.
BACA JUGA: Kementan Punya Target Baru agar Ketahanan Pangan Kian Kuat: Produksi Sebanyak 35 Juta Ton
Melempemnya pergerakan rupiah juga terjadi pada sesi penutupan perdagangan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI).
Mengacu pada hasil akhir perdagangan kurs JISDOR BI hari ini, rupiah terpeleset menjadi Rp 15.716 per dolar AS. Posisi rupiah itu lebih lemah tujuh poin daripada sebelumnya, Rp 15.709 per dolar AS.
Mengutip beberapa sumber, Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, berpendapat, konflik Palestina-Israel menyebabkan permintaan aset bersifat The Safe Heaven bertambah.
BACA JUGA: Perdagangan Indonesia Bergairah, Alami Surplus ke-41 Bulan Secara Beruntun
Sentimen negatif lainnya, lanjut dia, yakni perkasanya pergerakan dolar AS yang dipicu asa tentang penyesuaian suku bunga The Federal Reserve (The Fed) alias Bank Sentral AS.
Senada dengan Ibrahim Assuaibi, Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Uang, menilai konflik Palestina-Israel menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar. (win)