KORANMANDALA.COM – Perlahan tapi pasti, pergerakan dan perkembangan industri perbankan syariah di tanah air terus menggeliat. Satu indikatornya tercermin pada nilai aset.
Berdasarkan Pelaporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia (LPKSI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginformasikan, tahun lalu, nilai total aset perbankan syariah di Indonesia sangat fantastis. Yakni, Rp 2.375,84 triliun.
Total nilai aset perbankan syariah itu melebihi pencapaian 2021 sebesar 15,8 persen. Yakni pada level Rp 2.050,44 triliun
Saat ini, perbankan syariah merebut 33,77 persen pangsa pasar keuangan syariah. Rasio itu terakselerasi 15,63 persen secara tahunan.
Baca juga: Ini Bentuk Pro-Aktif DAMRI Selama Musim Haji 2023, Layani Ratusan Ribu Jamaah
Tidak hanya perbankan, OJK menyampaikan, bahwa perkembangan pasar modal syariah pun punya porsi terbesar aset keuangan syariah. Persentasenya, yakni 60,08 persen, atau menggeliat 15,51 persen secara tahunan.
Sedangkan porsi IKNB Syariah pada posisi 6,15 persen total aset keuangan syariah. Porsi itu mengalami pergerakan yang sangat signfikan. Yaitu, berkembang 20,88 persen, jauh lebih baik daripada perkembangan 2021, yang berada pada posisi 3,90 persen.
Secara ekonomi dan finansial, OJK menilai keuangan syariah, tidak hanya perbankan, pasar modal, tetapi Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah, terus menunjukkan pergerakan yang positif sesuai strategi adaptasi.
Baca juga: Akhir Juni yang Kelabu Bagi Rupiah, Pergerakannya Negatif
OJK menilai hal itu memunculkan optimisme besar untuk melewati periodisasi pandemi Covid-19, yang menghantam ekonomi nasional secara luar biasa.(*)