KORANMANDALA.COM – Setelah proses evakuasi Argo Semeru yang anjlok pada petak jalur Stasiun Sentolo-Wates, dan tertemper Argo Wilis, sekaligus perbaikan rel tuntas, akhirnya, jalur tersebut normal 100 persen.
Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), Raden Agus Dwinanto Budiadji, menyampaikan, proses evakuasi Argo Semeru dan Argo Wilis termasuk perbaikan jalur tuntas, pada 18 Oktober 2023 malam, sekitar pukul 23.25 WIB.
Seiring dengan hal itu, tegasnya, dua jalur Sentolo-Wates bisa dilintasi kereta secara 100 persen.
Walau begitu, Raden Agus Dwinanto Budiadji mengakui bahwa masih ada beberapa perjalanan kereta yang mengalami keterlambatan.
BACA JUGA: Bidik Produksi Beras 35 Juta Ton, Kementan-Kementerian PUPR Kompak Berkolaborasi
Antara lain, sebutnya, KA 52 Argo Parahyangan (Gambir-Bandung), yang keberangkatannya pukul 08.15 WIB atau terlambat 50 menit.
Lalu, lanjutnya, KA 88 Fajar Utama, yang bertolak dari Stasiun Pasarsenen pukul 13.40 WIB atau terlambat 100 menit.
Adanya keterlambatan itu, Raden Agus Dwinanto Budiadji, meminta maaf kepada para penumpang. Sebagai bentuk pelayanan, tegas dia, pihaknya menyiapkan kompensasi bagi para penumpang.
BACA JUGA: Suami Inul Daratista, Adam Suseno Mantap Maju Pilpres 2024, Warganet: Partai Apa?
Kompensasi itu, jelasnya, mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 63/2019.
Bentuk kompensasi itu, ujarnya, yakni apabila keberangkatan terlambat 60 menit, penumpang berhak membatalkan tiket dan memperoleh pengembalian biaya tiket 100 persen.
Apabila keterlambatan keberangkatannya melebihi 60 menit, tetapi para penumpang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, imbuhnya, pihaknya menyediakan minuman ringan.
BACA JUGA: Usut Anjloknya Argo Semeru, Ini Tindak Lanjut Kemenhub, Ada yang Terluka?
Sedangkan seandainya keterlambatan keberangkatan melebihi 180 menit atau tiga jam, dan penumpang tetap melanjutkan perjalanan, pihaknya menyediakan minuman dan makanan ringan berat.
Tentang kerugian, Raden Agus Dwinanto Budiadji, mengatakan, pihaknya masih mengalkulasinya.
Sedangkan soal faktor penyebabnya, tambahnya, jajarannya berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). (win)