KORANMANDALA.COM – Selama hampir satu pekan terakhir, perkembangan rupiah benar-benar fluktuatif. Terbukti, hari ini, rupiah mengalami pergerakan negatif.
Pada penutupan transaksi antar-bank, Kamis 19 Oktober 2023, rupiah tergerus signifikan menjadi Rp 15.815 per dolar Amerika Serikat (AS).
Posisi terbaru rupiah itu lebih lemah 85 poin daripada sebelumnya, Yaitu Rp 15.730 per dolar AS.
Terkulainya rupiah juga terjadi pada penutupan perdagangan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI).
BACA JUGA: Striker Legendaris Persib: Maung Bandung Bisa Ungguli Borneo FC
Berdasarkan sesi akhir perdagangan kurs JISDOR BI hari ini, rupiah tergelincir menjadi Rp 15.838 per dolar AS. Ini menunjukkan posisi rupiah tidak lebih baik daripada sebelumnya, Rp 15.731 per dolar AS.
Lalu apa yang menjadi pemicu pergerakan negatif rupiah?
Mengutip beberapa sumber, Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong, berpendapat, tergelincirnya rupiah akibat menggeliatnya yield obligasi pemerintah AS.
BACA JUGA: Bersiaplah, Angsuran Kredit Bisa Lebih Mahal, Bank Indonesia Naikkan Suku Bunganya
Konflik Palestina-Israel pun, kata dia, berefek buruk pada perkembangan rupiah.
Rully Nova, Analis PT Bank Woori Saudara BWS, menambahkan, penyesuaian suku bunga acuan BI menjadi 6,00 persen juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah. (win)