KORANMANDALA.COM – Langkah untuk memutus hubungan ekonomi dengan Tiongkok tidak realistis.

Keterangan ini disampaikan Kepala Eksekutif Mercedes Benz Ola Kaellenius.

Ola Kaellenius mengatakan tindakan memutus hubungan ekonomi dengan Tiongkok akan berisiko untuk sebagian besar industri Jerman.

Eropa mencoba mengurangi ketergantungan pada Tiongkok setelah gangguan-gangguan yang dipicu pandemi COVID-19 dan krisis di Ukraina menyoroti bahaya ketergantungan pada para pemasok yang dominan dan kerentanan rantai pasokan.

Namun memutus hubungan dengan Tiongkok sebagai perekonomian terbesar kedua di dunia tidak terpikirkan oleh hampir seluruh industri Jerman.

“Para pemain utama di perekonomian global, Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok saling berhubungan sehingga memutus hubungan dengan Tiongkok tidak masuk akal,” kata Ola Kaellenius dalam wawancara dengan koran Bild am Sontag seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (30/4/2023).

Para produsen otomotif Jerman bergantung pada pasar Tiongkok sebagai pasar terbesar di dunia. Mercedes Benz mengandalkan Beijing Automotive Group dan Ketua Geely, Li Shufu, sebagai dua pemegang saham teratas.

Tiongkok menyumbang 18 persen dari pendapatan dan 37 persen dari penjualan mobil Mercedes Benz pada 2022 dan Ola Kaellenius memperkirakan masih akan meningkat.

Bos produsen mobil mewah itu menerangkan,“Angka penjualan kami di Tiongkok terus meningkat dan saya cukup optimis bahwa kami akan terus berkembang tahun ini. Selama tahun-tahun pandemi corona, orang-orang Tiongkok yang lebih makmur berhemat habis-habisan.”

“Daya beli ini akan menguntungkan kami,” pungkas Ola Kaellenius.(*)

Sumber:

Editor: Editor Mandala

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Exit mobile version