KORANMANDALA.COM – Pergerakan ekonomi di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Satu acuannya yaitu penyaluran pembiayaan oleh korporasi Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), semisal multi-finance.
Di Tatar Pasundan, catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 2 Jabar menunjukkan, hingga Agustus 2023, nilai penyaluran pembiayaan oleh IKNB berkembang 12,3 persen secara tahunan.
“Nilai penyaluran pembiayaan di Jabar hingga Agustus 2023 yakni Rp 72,12 triliun,” ujar Indarto Budiwitono, Kepala OJK KR 2 Jabar, kepada KoranMandala.com, Rabu 25 Oktober 2023.
Padahal, ungkap alumnus Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bandung ini, kinerja penyaluran pembiayaan IKNB sempat mengalami perkembangan negatif pada 2021. Itu terjadi karena wabah Covid-19 masih melanda Jabar dan berbagai daerah lainnya.
BACA JUGA: Terungkap, Bank DBS Turut Danai Transformasi Energi, Nilainya Super Mewah: Rp 20,62 Triliun
Mantan atlet pencak silat ini melanjutkan, sekitar 26 persen total pembiayaan IKBN Jabar hingga Agustus 2023 itu, penyalurannya pada sektor perdagangan.
Lalu, kata Indarto Budiwitono, persentase pembiayaan bagi sektor industri pengolahan yaitu 13 persen. Sedangkan pembiayaan bagi sektor jasa persewaan, sebesar 10 persen.
Moncernya pembiayaan itu, lanjut Indarto Budiwitono, diimbangi oleh perkembangan Non-Performing Finance (NPF) yang berada pada posisi positif, yakni 3,23 persen..
Penyaluran pembiayaan yang gacor pun tidak hanya oleh korporasi IKNB, tetapi juga Financial Technology (Fintech) Peer to Peer (P2P) Lending atau pinjaman online (pinjol), yang tentunya terakreditasi dan berizin OJK.
Bahkan, perkembangan penyaluran pembiayaan oleh pinjol di Jabar pada Agustus 2023 merupakan yang terbesar, yakni 23,38 persen secara tahunan. Nilainya, sebut Indarto Budiwitono, menjadi Rp14,80 triliun, yang diterima 5,56 juta rekening.
Sedangkan secara total, ungkap Indarto Budiwitono, sejak Fintech P2P Lending hadir di Jabar, nilai penyaluran pembiayaannya pada posisi Rp 173 triliun. (win)