KORANMANDALA.COM – Terjadinya beragam dinamika ekonomi global, termasuk konflik Palestina-Israel benar-benar berdampak buruk bagi perkembangan rupiah.
Terbukti, menjelang akhir pekan ini, rupiah semakin lunglai, Posisinya terus melorot.
Terjadinya beragam dinamika ekonomi global, termasuk konflik Palestina-Israel benar-benar berdampak buruk bagi perkembangan rupiah.
Terbukti, menjelang akhir pekan ini, rupiah semakin lunglai, Posisinya terus melorot.
BACA JUGA: Beli Rumah? Pemerintah Gratiskan PPN, Apa Syaratnya?
Pada penutupan transaksi antar-bank Kamis 26 Oktober 2023, rupiah terdegdarasi menjadi Rp per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan transaksi antar-bank Kamis 26 Oktober 2023, rupiah terdegdarasi menjadi Rp 15.920 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini berarti, posisi terbaru rupiah lebih lemah 50 poin daripada sebelumnya. Yakni 15.870 per dolar AS.
BACA JUGA: Sembilan Proyek Strategis Belum Tuntas, Targetnya Berapa?
Lunglainya pergerakan rupiah juga terjadi pada sesi akhir perdagangan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan penutupan perdagangan kurs JISDOR BI hari ini, rupiah menempati posisi Rp 15.933 per dolar AS. Posisi itu lebih lemah 62 pon daripada sebelumnya, yaitu Rp 15.871 per dolar AS.
Beberapa analis menyatakan, pergerakan ekonomi AS yang cukup agresif, yang memunculkan kemungkinan bahwa The Federal Reserve (The Fed) alias Bank Sentral AS mempertahankan suku bunga tinggi, menjadi biang keladi lunglainya perkembangan rupiah.
BACA JUGA: Tengah Pekan Kelabu,Rupiah Bergerak Negatif Lagi
Lukman Leong, analis Pasar Mata Uang, berpedapat, sentimen negatif lainnya yakni terjadinya pergerakan positif imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. (win)